Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi
Edited by: Edy Cahyadi
Hari masih gelap. Waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Hawa
Sukabumi masih sangat dingin. Andre terbangun dari tidurnya.
Disebelahnya terbaring Asep. Tak dilihatnya Tante Vonny. Andre tak
menyadari kapan tante itu meninggalkan mereka. Saking lelahnya usai
bertempur bertiga dengan Asep dan Tante Vonny, Andre tertidur lelap tak
ingat apa-apa lagi.
Meskipun Andre tidur tak terlalu lama, namun cukup lumayan untuk
mengembalikan staminanya. Andre lalu turun dari ranjang dan memungut
sarungnya yang terserak di lantai. Andre membungkus tubuhnya yang bugil
dengan sarung itu dan kemudian meninggalkan kamar Asep kembali menuju
kamar tempatnya tidur rame-rame bersama-sama dengan teman-temannya.
Tiba di kamar, dilihatnya teman-temannya sudah bangun semua.
Masing-masing sudah rapi dengan pakaian olah raga. Udara Sukabumi yang
dingin membuat cowok-cowok ganteng itu tak berani menggenakan celana
pendek atau kaos tanpa lengan. Semuanya menggenakan training panjang dan
jaket.
“Ayo Ndre. Siap-siap buat lari pagi keliling kebun teh,” kata Ruben.
“Capek banget nih Gue,” tolak Andre. “Pengen istirahat dulu,”
“Emang dari mana lo?” tanya Wisnu dengan tatapan curiga.
“Abis ngentot lagi ya,” tuduh Randy.
“Hehehehe,” Andre cengengesan. Calvin hanya geleng-geleng kepala.
“Dasar lo. Emang bElon cukup juga ngerjain Serly dan Tante Vonny? Sama siapa sih?” tanya David.
“Asep,” sahut Andre santai.
“Asep??! Gak fair lo. Maen sendiri. Gak ngajak-ngajak,” kata Robin.
“Abis Elo-Elo semua pada mendengkur sih. Ya gua tinggal aja,” kata Andre membela diri.
“Elo dapet perjakanya dong,” kata Robin.
“Pasti dong. Wuihhh… seret banget men,” Andre mengacungkan jempol
sambil mengerlingkan matanya. Calvin hanya mesem melihat temannya itu.
“Lebih serunya lagi, kita maen bertiga ama Tante Vonny,”
“Tante Vonny???!!!” seru teman-teman Andre serempak. “Gila Lho,”
“Abis tantenya yang ngajak maen bertiga sih. Doyan banget dia,”
“Ini benar-benar gak fair. Lo harus dihukum. Biar capek Elo harus ikutan lari pagi sama kita-kita,” kata Wisnu.
“Gue capek banget nih. Dengkul Gue lemes,” alasan Andre. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya dipejamkan.
“Gak peduli,” kata Randy.
“Kejam banget sih,” kata Andre.
“Elo yang kejam. Ngerjain Asep gak ngajak-ngajak. Bareng Tante Vonny
lagi. Kita kan juga pengen maen bertiga begitu,” kata David.
“Ayo, pake baju!” kata Randy lagi sambil menarik sarung yang
dikenakan Andre. Cowok-cowok yang laen rame-rame ikut menarik sarung
cowok ganteng itu hingga akhirnya Andre pun bugil. Cowok itu pun
kemudian pasrah mengikuti kemauan teman-temannya untuk ikut lari pagi.
“Lo semua kok jadi tegaan gini sih semua,” sungut Andre sambil menggenakan training olah raga.
“Asep diajak aja,” usul Devon.
“Ya setuju. Diajak aja sekalian,” sambut yang laen.
“Buat apa?” tanya Andre bingung.
“Buat apa? Gimana sih? Ya dikerjain rame-rame,” kata Wisnu.
“Gila lo. Mau dikerjaian dimana?” tanya Andre.
“Kayaknya seru deh ngerjain tuh anak di kebun teh,” sambung Wisnu
sambil nyeringai mesum. Yang laen terkekeh-kekeh. Andre kaget mendengar
rencana mesum yang cukup menggairahkan itu. Ia tersenyum sendiri. Otak
mesumnya kembali muncul.
“Seru juga kedengarannya,” katanya. Anak-anak laen tersenyum melihat reaksi Andre.
“Kayaknya kita ngisi perut sambil minum Fit Up Energy Drink dulu deh. Soalnya stamina Gue agak terkuras nih,” kata Andre.
“Boleh,” sahut yang laen.
Rame-rame cowok itu menyerbu dapur. Mereka melahap makanan yang
tersedia disana. Andre menuju kamar Asep. Cowok itu masih terlelap di
atas ranjangnya. Tubuhnya yang telanjang ditutup dengan selimut tebal.
“Hoammmm… mau ngapain Mas Andre?” tanyanya bingung.
“Anak-anak ngajakin lari pagiSep. Elo ikutan deh,” kata Andre.
“Capek banget saya Mas,” katanya.
“Gue juga. Tapi anak-anak pengennya Elo ikutan,” kata Andre.
Tiba-tiba rombongan teman-teman Andre menerobos masuk ke kamar Asep.
“Ayo, bangun Elo Sep. jangan males-malesan gitu,” kata David sambil
menarik selimut Asep. Terang saja hal itu membuat Asep gelagapan.
Tubuhnya bugil total saat itu. Dia berusaha menutupi tubuhnya dengan
menahan selimut yang ditarik David. Namun apa daya Asep, rame-rame cowok
itu ikut membantu David menarik selimut. Tinggallah Asep yang hanya
bisa pasrah ditelanjangi cowok-cowok itu.Mata cowok-cowok itu liar
menatap tubuh atletis Asep yang bugil.
“Ganti baju sana!” kata Calvin. Meskipun ia terpesona melihat
ketelanjangan Asep, namun Calvin tak tega melihat pembantu ganteng itu
yang kebingungan dan malu berdiri telanjang bulat seperti itu. Asep
mengikuti kata-kata Calvin. Segera diambilnya celana training, kaos dan
baju hangat dari lemarinya. Kemudian dikenakannya. Tak lupa Asep juga
menggenakan sepatu olah raganya yang sudah butut.
Setelah Asep tuntas berpakaian, cowok-cowok itu membawanya ke dapur.
Mereka berusaha tidak membuat suara berisik agar cewek-cewek yang masih
lelap tidak terbangun. Kaki mereka melangkah dengan berjingkat-jingkat.
“Elo makan dulu deh,” kata Andre. Calvin menyodorkan roti isi coklat
pada Asep, berikut segelas susu hangat. Dengan tatapan liar cowok-cowok
ganteng yang mengelilinginya Asep mengunyah roti yang disodorkan Calvin.
Anak-anak yang lain turut makan bersama Asep.
“Minum ini juga Sep,” Devon menawarkan Fit Up Energy Drink pada Asep. Dengan bingung dan malu-malu ia menenggak minuman suplemen itu. Tubuh Asep yang tadi terasa lelah langsung segar.
Usai sarapan mereka kemudian ke luar villa. Hawa dingin Sukabumi
langsung menyergap mereka. Nafas mereka mengeluarkan uap seperti asap
rokok.
“Kita lari sampai ke bukit itu,” kata Andre. Cowok-cowok mulai
berlari-lari kecil membentuk barisan. Andre berada di barisan depan,
sedangkan Randy paling belakang. Hari masih gelap. Matahari belum
bergerak naik. Suasana sekitar kebun teh masih sangat sepi. Sepertinya
suasana kebun akan tetap sepi, karena ini hari Minggu. Para buruh
pemetik daun teh, biasanya tidak bekerja di hari Minggu. Biasanya mereka
libur. Kecuali ada yang bekerja lembur.
Lari pagi menuju bukit yang ditunjuk Andre cukup bisa menghangatkan
tubuh. Karena mereka harus mendaki. Apalagi saat itu mereka menggenakan
baju hangat seluruhnya.
Dari atas bukit itu villa mereka tidak kelihatan. Kabut menutupi pandangan mereka.
“Hei ada gubuk tuh,” tunjuk Randy. Mata anak-anak segera menuju arah
yang ditunjuk Randy. Memang disitu ada gubuk kecil yang diperuntukkan
sebagai tempat istirahat para buruh. Anak-anak tersenyum mesum. Mata
mereka menatap Asep dengan nakal. “Kesana yuk,” ajak Andre. Mereka
kemudian segera menuju gubuk itu.
Gubuk itu terbuat dari kayu. Tidak memiliki pintu. Didalam gubuk terdapat tiga balai-balai kecil.
“Cocok nih tempatnya,” kata Wisnu. Ia segera duduk di balai-balai
itu. “Sini Sep, duduk dekat Gue,” panggilnya pada Asep. Pembantu ganteng
itu mendekati Wisnu. Setelah duduk, Wisnu merangkul bahunya.
“Isep kontol Gue nih,” kata Wisnu santai. Asep bengong. “Jangan
bengong gitu dong. Kayak gak pernah ngisep aja deh. Gue udah tau kok Elo
ngapain semalam bareng Andre,” sambung Wisnu. Bibirnya mencium bibir
Asep tipis. Tangannya kemudian memegang kepala Asep, menariknya hingga
membuat Asep menunduk. Wajah Asep tepat diselangkangan Wisnu.
“Buka dong celana Gue,” kata Wisnu lagi. Tak tahu harus menjawab apa,
Asep membuka celana training Wisnu. Kontol besar remaja ganteng itu
langsung menyembul. Mengacung tegak, keras. “Jangan diliatin aja dong,
mulai di isep,” katanya. Anak-anak yang lain terkekeh-kekeh. Asep mulai
mengisap kontol Wisnu.
“Entar gantian Nu,” kata Robin.
“Yoi. Santai aja,” sahut Wisnu sambil merem melek. Anak-anak yang
lain segera mencari pasangan masing-masing. Mereka tak mau kedinginan
hanya menonton Wisnu dan Asep. David segera memeluk Calvin. Mengajaknya
duduk di balai-balai. Sesaat kemudian mulut Calvin sudah asik melumat
kontol David.
Robin dan Ruben dengan serempak menyElomoti kontol Devon. Bergantian
mulut mereka mengerjai perkakas cowok itu. Sedangkan Andre jongkok di
hadapan selangkangan Randy yang berdiri mengangkang. Mulutnya
menari-nari menjelajahi batang besar berurat milik Randy. Sebentar saja
gubuk itu berubah menjadi ajang isep kontol remaja-remaja haus sex itu.
“Hmmmpppphhhh…..,hmmmpppp…,”
“Slurupp….sluruppp….srouttt..,”
“Ceplok..ceplok..sruuupp..,”
Masing-masing saling bergantian mengisap. Juga mereka bertukar-tukar
pasangan yang diisap kontolnya. Masing-masing juga berkesempatan
merasakan kontol Asep. Udara yang sangat dingin membuat mereka tak
berani untuk telanjang di dalam gubuk itu. Semuanya masih tetap
menggenakan pakaian. Hanya celana mereka saja yang diturunkan ke bawah
sebatas pantat.
Setelah semuanya berkesempatan menyeruput kontol Asep. Mereka
kemudian ganti berganti menjilati lobang pantat pembantu ganteng itu.
Dengan kepasrahan total Asep menungging di atas balai-balai. Membiarkan
cowok-cowok itu bergiliran menjilati bokongnya yang sexy. Celah lobang
pantatnya basah kuyup oleh ludah para cowok itu.
Sementara belum mendapat kesempatan menjilati celah lobang pantat
Asep, cowok-cowok yang lain terus melanjutkan isap kontol sambil juga
melakukan rimming di celah lobang pantat pasangannya.
Menyadari matahari terus bergerak naik, para cowok itu tak
menghendaki sex yang lama. Kini mereka bersiap-siap untuk segera
melakukan penetrasi. Wisnu mendapat giliran pertama melakukan anal pada
Asep. Sementara Devon sudah bersiap-siap mengangkangi Randy. Ruben
menduduki kontol Andre. Sementara Calvin menungging dihajar David dari
belakang, mulutnya dientot Robin dari depan.
Remaja-remaja itu bergerak-gerak dengan cepat dan keras. Ruangan
gubuk itu rame dengan erangan, desahan, desisan, dan kata-kata kotor
dari mulut mereka. Juga suara tepokan karena beradunya paha dengan buah
pantat mereka.
“Ahh… ah…. Ahhh..,”
“Yeshhh.. shh…. Entot Gue kerashhh… yah… yah…,”
“Godhhhh…. Enakh bangeth ohhh…. Ohhh…,”
“Arghhh… sssh…. Arhhhh..,”
“Shittt….. ohgghhh….. yesshhh…,”
Setiap cowok punya kesempatan menghajar lobang pantat Asep.Pantat
pembantu ganteng itu merah dihajar paha cowok-cowok itu. Asep hanya bisa
merintih sembari menggigit bibirnya menahan sakit-sakit enak karena
dientot cowok-cowok itu.
“Ohhh.. Asephh..shhh.. Seph… enak bangethh… ohhhh…,” racau Devon saat
menggenjot Asep dari belakang. Ia sangat menikmati lobang pantat Asep.
Tangannya tak henti meremas buah pantat Asep yang montok.
Melihat pantat Devon yang mengempot-ngempot saat menghentak-hentak
dengan keras buah pantat Asep, Randy menjadi terangsang. Didatanginya
Devon. Tanpa permisi dientotnya Devon. Tentu saja Devon sangat keenakan
mendapat kenikmatan ganda seperti itu. Ia menghentak semakin cepat dan
keras.
Sementara itu Andre sibuk menghajar lobang pantat Wisnu. Diatas tubuh
Wisnu yang berbaring telentang di atas balai-balai, Andre
menggenjot-genjot dengan cepat dan keras. Balai-balai itu berderak-derak
seperti akan roboh.
Di pintu gubuk David berdiri mengangkang. Tangannya berpegangan pada
kusen pintu. Dibelakangnya Calvin menggenjot keras. Tubuh Calvin rapat
memeluk tubuh David. Si kembar Robin dan Ruben asik sendiri di
balai-balai. Robin duduk di tepi balai-balai. Dalam pangkuannya duduk
berhadapan dengannya Ruben, saudara kembarnya. Mereka berpelukan sembari
berciuman. Pantat Ruben bergoyang naik turun mengerjai kontol besar
Robin. Tak ada pasangan bercinta, dua saudara ini cuek saja memuaskan
birahi bersama. Tak peduli kalau mereka saudara kandung. Sedarah, seibu
sebapa.
Pesta sex cabul itu meraka tuntaskan dengan rame-rame mengocok kontol
mengelilingi Asep. Sementara Asep yang bersimpuh di lantai gubuk sibuk
mengocok kontolnya sendiri. Saat orgasme para cowok itu tiba,
belepotanlah tubuh Asep dengan sperma para cowok ganteng maniak sex itu.
Bersambung..


1 komentar:
Nikmatnya Sepongan Mama Pacarku Membuatku Ketagihan
Pengalaman Ngentot Dengan Mama Dan Kakak Secara Bergantian
Cerita Dewasa di Ajari Ngentot Sama Mama Sendiri
Cerita Sex Dewasa ML Dengan Mbak Ine Adik Ibu Kost
Cerita Sex Aku di Gilir Tiga Brondong Dalam Mobil
Cerita Sex Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur
Selingkuh Dengan Kakak Ipar Yang Montok Mbak Rini
Ngentot dengan Teman Sekolah di Kelas