Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi
Edited by: Edy Cahyadi
Cindy yang baru saja orgasme terduduk lemas di kursi. Disampingnya, Andre menciuminya dan mengelus-elus rambutnya dengan sayang.
“Puas dengan hadiahnya sayang?” tanya Andre lembut.
“Puas banget Ndre. Tante emang pinter banget,” katanya dengan suara
lemas. Tante Vonny tersenyum melihat keponakannya yang puas atas
pekerjaannya tadi.
“Oke. Cindy kan sudah dapat hadiah dari semuanya. Sekarang kita
lanjutin lagi permainannya ya. Tapi sebelumnya kamu ambil dulu Sep, bir
yang ada dibelakang. Biar lebih menghangatkan suasana,” perintah Tante
Vonny pada Asep. Dengan segera Asep segera ke dapur, tak lama ia sudah
kembali dengan satu kerat bir.
Sambil minum-minum Tante Vonny kemudian menjelaskan permainan
selanjutnya. “Dalam permainan ini Cindy harus menutup mata dengan kain
hitam ini. Kemudian musik dihidupkan dan para cowok harus telanjang
bulat seluruhnya dan berjalan melingkar mengelilingi Cindy. Nanti saat
musik berhenti semua cowok harus berhenti dan berdiri diam. Cindy
silakan memegang salah satu cowok dan dalam waktu paling lama sepuluh
detik harus menebak siapa cowok yang dipegangnya itu. Kalau tebakan
Cindy benar, maka Cindy boleh ngentot dengan sang cowok itu. Tapi kalau
tebakannya salah maka yang dapat rezeki adalah Andre. Ia boleh memilih
satu cewek disini untuk dientot,”
Cowok-cowok bersemangat mendengar permainan itu. Apalagi Andre.
Matanya segera mancari-cari Serly. Ia berharap pada kesempatan pertama
Cindy salah menebak, sehingga ia dapat segera menghajar memek sepupu
Cindy yang cantik dan masih perawan ting-ting itu.
Permainan dimulai. Cowok-cowok segera berdiri mengelilingi Cindy.
Tante Vonny menghidupkan musik dari tape yang ada di ruang tamu itu.
Semua cowok ganteng yang bugil itu berjalan mengelilingi
Cindy.Cewek-cewek bertepuk tangan dengan riuh. Udara malam Sukabumi yang
dingin tak lagi mereka hiraukan.
Musik tiba-tiba dihentikan oleh Tante Vonny. Semua cowok berdiri
diam. Cindy kemudian berjalan ke arah Ruben. Dipegang-pegangnya tubuh
cowok itu. Kemudian tangannya mengacak-acak rambut Ruben. Tangannya yang
lain meremas kontol cowok itu. Kebingungan sehingga menghinggapinya.
Ruben dan Robin memang sangat mirip. Cindy menyadari bahwa saat ini yang
dipegangnya adalah salah satu dari cowok kembar itu. Tapi ia tak tahu
siapa, apakah Robin atau Ruben. Anak-anak mulai menghitung angka satu
sampai dengan sepuluh.
Pada hitungan yang kesepuluh akhirnya terlontar sebuah nama dari mulut Cindy.
“Robin,” katanya. Semua yang hadir bersorak riuh. Cindy membuka kain penutup matanya.
“Kok salah sih Cin, Gue Ruben,” kata Ruben kecewa. Hasratnya untuk
menggumuli Cindy kandas. Andre yang duduk di sofa menyeringai senang.
Akhirnya kesempatan yang sudah dinantikannya sejak berangkat dari
Jakarta tadi kesampaian juga.
“Hehehe. Cindy sayang, Gue ngentot Serly ya,” katanya girang. Cindy
hanya cemberut. “Jangan cemberut dong sayang. Ini kan cuman permainan,”
katanya mencium pipi ceweknya itu. Kemudian segera didekatinya Serly.
Sepupu Cindy itu menunduk malu didatangi oleh kekasih sepupunya yang
ganteng itu. Serly pun sebenarnya sudah lama menginginkan Andre. Dan
akhirnya kesempatan itu datang juga.
“Ser, ayo buka baju kamu,” katanya pada Serly. Cewek cantik itu
langsung mEloloskan seluruh pakaiannya dihadapan Andre. Tubuh
langsingnya yang baru terbentuk itu terlihat sangat indah. Garis
memeknya sangat rapat. Menandakan belum pernah dimasuki oleh benda bulat
panjang apapun. Jembut tipis menghiasi memeknya.
“Ngentotnya disini?” kata Serly pada Tante Vonny.
“Iya dong sayang,” jawab sang tante tersenyum pada Serly. “Ingat lho
Ndre, kamu hanya punya waktu sepuluh menit. Orgasme atau enggak orgasme
kalau lewat dari sepuluh menit harus selesai. Biar ada kesempatan buat
yang lain.”
“Oke tante,” jawab Andre. Mulutnya segera menyerang buah dada Serly
yang mungil dan padat. Dijilat-jilatnya pentil merah muda Serly. Cewek
itu mengerang-erang. Mengingat waktu yang singkat, Andre tak
berlama-lama berkonsentrasi di tetek. Mulutnya segera mengejar celah
sempit Serly. Serly langsung disuruhnya duduk mengangkang di sofa.
Lidahnya segera menjelajahi garis tipis itu. Disodokkannya ujung
lidahnya disana. Mencari-cari itil Serly yang masih tersembunyi.
Begitu ditemukannya itil itu, langsung dihisapnya dalam-dalam. Serly
mengerang keras,”Ahhhhhhhhhh,” katanya. Cindy mau tak mau terbakar
cemburu juga menyaksikan kekasihnya menggumuli sepupunya sendiri. Sambil
menjilat, Andre menyusupkan jari telunjuknya ke celah itu. Ia memang
harus melakukan itu agar celah sempit Serly sedikit mElonggar.
Jari Andre menyodok-nyodok disana. Serly mengerang-erang. Mulutnya
menganga. Andre kemudian membaringkan tubuh Serly di sofa. Kemudian
dengan posisi terbalik dinaikinya tubuh Serly.
“Kamu isep kontol Gue ya Ser,” katanya. Andre memang memerlukan
kuluman Serly, agar kontolnya basah dan licin hingga nanti mudah
dimasukkan ke memek. Serly mengangguk mengiyakan. Mulutnya segera
mengulum batang besar itu. Andre tetap berkonsentrasi di memek Serly.
Semua yang hadir terbuai birahi. Masing-masing meremas alat vitalnya.
Lima menit berlalu. Andre segera merubah posisi. Kini ia bersiap-siap
untuk melakukan penetrasi di memek Serly. “Tahan sakitnya ya Ser,”
katanya. Tangannya melebarkan paha Serly.
“He eh,” jawab Serly pelan.
Ujung kepala kontol Andre membelah memek Serly. Perlahan-lahan
didorongnya batangnya memasuki celah sempit itu. Serly mengeden.
Memeknya terasa penuh. Sementara itu Andre merasakan batang kontolnya
seperti dibungkus oleh daging empuk yang mencengkram kuat. Daging empuk
itu dirasakannya mendenyut-denyut.
Dengan susah payah Andre terus mendorong kontolnya. Keringat mulai
mengucur didahinya, demikian pula dengan Serly. Batang itu terus
mendorong masuk hingga akhirnya mentok semua.
“Tiga menit lagi Ndre,” kata Tante Vonny mengingatkan. Andre kaget.
Cepat amat, katanya dalam hati. Belum ngapa-ngapain juga. Harus sex
cepat nih kalo gitu, batin Andre. Akhirnya tanpa mengacuhkan Serly yang
belum pernah dientot sebelumnya, Andre segera melajukan kontolnya keluar
masuk dengan cepat. Serly terkejut. Dia sangat merasakan kesakitan pada
memeknya. Tak disangkanya Andre akan memperlakukannya seperti itu.
Serly menjerit-jerit. Tapi tak ada satupun yang mempedulikannya.
Meskipun Calvin merasa kasihan pada Serly namun melihat kelakuan Andre
diatas tubuh sepepu Cindy itu ia merasa sangat bergairah. Andre terus
melaju dengan cepat. Kontolnya terus bergerak cepat mengobok-obok memek
sempit Serly. Dirasakannya kontolnya seperti diperas-peras. Dari
hidungnya keluar dengusan-dengusan keras.
“Satu menit lagi,” ini suara Tante Vonny lagi. Andre semakin
mempercepat genjotannya. Jeritan Serly makin keras. Akhirnya dengan satu
hentakan keras, Andre menekan kontolnya dalam-dalam ke memek Serly.
Spermanya muncrat menembaki dinding memek Serly dengan keras. Serly
mengerang tertahan, antara sakit dan nikmat. Tubuh Andre jatuh menindih
Serly dengan keras. Dari mulutnya keluar desahan berat. “Heghhh…,”
“Yak, waktu habis,” kata Tante Vonny. Diatas sofa Andre dan Serly
masih mendengus-dengus menormalkan nafas mereka. “Ndre, kamu balik ke
kursi kamu semula,” kata Tante Vonny.
“Masih capek nih tante,” jawab Andre lelah.
“Gak ada waktu lagi. Permainannya dimulai lagi,”
Dengan berat hati Andre bangkit dari tubuh Serly. Dicabutnya
kontolnya dari lobang memek sempit itu. Begitu kontolnya tercabut,
melelehlah sperma kentalnya plus darah perawan Serly dari lobang memek
gadis cantik itu. Andre mencium pipi Serly sebagai ucapan terima kasih,
lalu dengan tubuh telanjang dan kontol berkilat karena sperma dan darah
Serly ia kembali menuju kursi tempat duduknya bersama Cindy tadi.
Dengan celana dalam Cindy yang terserak di lantai dilapnya kontolnya
itu. Cindy mendelik kesal padanya.
“Enak yah?” tanya Cindy seperti
cemburu.
“Kurang Cin, habis buru-buru banget,” jawab Andre dengan senyum nakal.
“Ihhh,” Cindy mencubit perut cowoknya itu. Kemudian ia berdiri,
bersiap untuk melanjutkan permainan. Seperti tadi, Cindy kembali menebak
siapa cowok yang disentuhnya. Kali ini tebakan Cindy tak meleset.
Batang kontol Asep yang sangat berbeda dibandingkan milik yang lain
merupakan petunjuk utama buatnya. Dengan semangat, Cindy menarik tubuh
Asep ke kursi dimana Andre duduk.
Sepuluh menit ke depan Cindy asik menggenjot kontol Asep dalam posisi
Cindy duduk dipangkuan Asep.Ia sengaja membakar cemburu Andre yang
hanya bisa mElotot melihat persenggamaan ceweknya dengan Asep itu.
Dengan sengaja Cindy merintih-rintih keras-keras keenakan. “Ohh Sepp.
Gede banget Sep. Ohhhh seret banget Sep………..,”
Apalagi saat Cindy membandingkan kontol Asep dengan kontolnya. Darah
Andre terasa seperti mau mendidih. Namun ia berusaha untuk bersikap
wajar.
“Ohhh… Ndreehhhh… enak banget Ndrehhh kontol Asephh. Lebih gede sayanghhh ohhhhhhh…,” erang Cindy.
Akhirnya malam itu hampir semua cowok mendapat kesempatan menggilir
memek Cindy. Cindy benar-benar membakar kecemburuan Andre. Bagaimana
Andre tidak cemburu melihat ceweknya dengan penuh gairah melayani nafsu
teman-temannya yang gila sex itu.
Andre tak punya kesempatan banyak untuk membalas kecemburuannya itu.
Hanya tiga kali saja kesempatan yang diperolehnya untuk mengentot cewek
lain karena Cindy juga tiga kali gagal menebak siapa cowok yang sedang
disentuhnya. Dua kali lagi kegagalan Cindy menebak dimanfaatkan Andre
untuk memuaskan birahinya dengan mengentoti memek Serly kali kedua dan
terakhir memek Tante Vonny yang sexy. Tak diacuhkannya ejekan
cowok-cowok yang lain saat ia menggenjot Serly untuk kali kedua. “Doyan
nih ye,” ejek mereka. Tanpa memperdulikan ejekan itu, dengan penuh
semangat Andre terus menghajar memek Serly.
Andre benar-benar terpuaskan saat mengentot Tante Vonny. Sang tante
benar-benar ahli dalam bermain cinta dan memahami daerah-daerah sensitif
Andre. Sembari menghentak-hentakkan pantatnya dengan hentakan yang
keras membalas hentakan Andre yang tak kalah keras dan kuat, jemari sang
tante sibuk mengocok lobang pantat Andre. Sepuluh menit waktu
bersenggama dengan sang tante benar-benar cukup memuaskan Andre.
Spermanya tumpah ruah membasahi memek tante Cindy yang binal itu.
Melihat kenikmatan yang diperoleh Andre, teman-teman cowok Andre yang
lain jadi tak sabar untuk dapat segera menikmati sang tante. Namun
rupanya mereka belum punya kesempatan saat itu. Ketika jam hampir
menunjukkan pukul tiga pagi, Tante Vonny mengakhiri permainan itu. Ia
mengajak semuanya untuk beristirahat terlebih dahulu.
“Besok kita lanjutin lagi. Semuanya pasti dapat kesempatan. Sekarang
kita tidur supaya besok gak capek banget,” katanya. Dengan malas mereka
bergerak menuju kamar. Sedangkan Asep menuju kamar tidur pembantu yang
terdapat di villa itu. Begitu sampe ditempat tidur, tanpa memperdulikan
tubuh yang masih bugil cowok-cowok langsung terlelap tidur. Untuk
mengusir dingin, mereka menarik selimut dan saling berpelukan erat
dibawah selimut.
Hanya Andre yang masih terjaga. Begitu dipastikannya semua temannya
sudah terlelap dibuai mimpi ia segera bangkit dari tempat tidur. Dengan
hanya menggenakan sarung untuk menghalau udara dingin, ia berjalan
menuju kamar Asep. Sebelumnya masih sempat ditenggaknya dua botol Fit Up Energy Drink yang memang dibawanya dari Jakarta. Dua botol lagi dibawanya ke kamar Asep.
Karena menenggak Fit Up Energy Drinkitu, kantuk di mata
Andre langsung hilang. Tubuhnya kembali terasa segar. Saat dilewatinya
kamar para cewek, dilihatnya pintu itu tertutup rapat.
Sesampaainya di kamar Asep ia mencoba memutar gerendel pintu. Kamar
Asep ternyata tak terkunci. Rasa lelah rupanya menyebabkan Asep lupa
mengunci pintu kamar. Diatas tempat tidur yang hanya cukup untuk satu
orang itu dilihatnya Asep tidur lelap dengan memakai sarung. Didekatinya
Asep. Dibukanya sarung cowok itu. matanya langsng menangkap bayangan
indah kontol besar Asep yang tertidur.
Segera dibangunkannya Asep dengan mengguncang-guncang bahu cowok itu. Asep bangun dengan kaget.
“Ada apa mas?” tanyanya bingung.
“Minum nih!” perintah Andre.
“Buat apa?”
“Jangan banyak tanya. Minum aja,” Asep segera menenggak kedua botol fit up itu. Tentu saja kantuknya serta merta hilang.
“Sekarang berdiri disitu. Ayo ngangkang!” kata Andre lagi.
“Mau ngapain mas?” Asep makin bingung.
“Diam aja. Gak usah banyak tanya. Gue mau bikin perhitungan ke Elo,” kata Andre dingin.
Asep segera berdiri merapat di dinding. Kemudian dikangkangkannya
pahanya. Andre segera berjongkok dibelakang Asep. Dengan cuek segera
dijilatinya lobang pantat Asep yang penuh dengan bulu-bulu kasar.
“Mashhh, mau diapain saya?”
Andre diam. Dia terus berkonsentrasi di pantat Asep. Jari-jarinya
membuka celah sempit Asep, membuat cowok itu mulai mengerang-erang
keenakan. Andre yang sudah panas, tak mau berlama-lama. Setelah
dirasakannya cukup, segera ia berdiri dibelakang Asep. Tangannya membuka
paha Asep semakin lebar. Lalu batang kontolnya disorongnya memasuki
celah sempit Asep. “Ahhhhh… sakit mas. Saya bukan homo mas,” kata Asep
mengaduh.
“Diem!” Andre membentak Asep. Ia terus mendorong kontolnya.
Pelan-pelan kontolnya menyusup makin dalam. Asep mengerang terus.
Tangannya mengepal menahan sakit. Otot-otot tubuhnya menegang.
Akhirnya kontol Andre berhasil masuk seluruhnya. Lalu dengan perlahan
digoyangnya pantatnya. Dirasakannya lobang pantat Asep sangat seret dan
menjepit batangnya. Bulu-bulu jembut kasar yang banyak disekeliling
lobang pantat Asep membuat kontolnya geli dan menambah kenikmatan
gesekannya.
Gerakan perlahan Andre mulai hilang. Goyangannya mulai cepat. Asep
yang mengerang-erang kesakitan kini mulai meracau keenakan. Tubuh
keduanya sudah basah bersimbah keringat. Andre terus melaju. Pantanya
bergerak cepat. Tangannya meremas pinggang Asep yang ramping berotot.
Asep mendesah-desah. Tanpa disadarinya pantatnya sudah ikut begerak
cepat membalas genjotan Andre. Mereka bergerak cepat seperti kesetanan.
Dari mulut mereka keluar berbagai erangan, desahan, dan racauan. Andre
merasakan spermanya akan segera memancar. Segera dicabutnya kontolnya
dari lobang pantat Asep. Lalu didorongnya tubuh Asep duduk di ranjang.
Kontolnya yang akan segera muncrat disorongkannya ke dalam mulut Asep.
Akhirnya dengan sukses spermanya muncrat kedalam mulut pembantu ganteng
itu.
Usai orgasmenya tiba Andre merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Nafasnya memburu. Asep memandangi Andre dengan bingung. Tak pernah
dibayangkannya bahwa ia akan merasakan kontol cowok dalam pantatnya. Dan
menelan sperma cowok. Meskipun sakit, namun ternyata ia merasakan
nikmat juga.
“Kenapa Sep?” tanya Andre pada Asep tiba-tiba. “Serius banget ngeliatin Gue.”
“Enggak Mas Andre. Cuman saya bingung kenapa Mas Andre melakukan itu pada saya. Mas Andre homo ya?”
“Enak aja. Gak Elo liat tadi Gue ngentot dengan Serly ama Tante Vonny?”
“Iya sih, tapi…………,”
“Ini Gue lakuin karena mau balas dendam sama Elo. Masak Elo tadi enak-enak ngentot cewek Gue. Makanya sekarang Elo Gue kerjain,”
“Gitu ya,”
“Ya. Eh kontol Lo masih tegang aja tuh. Mau dikeluarin gak spermanya?”
“Boleh Mas,”
“Sini. Lo duduk di pinggir ranjang sini,” kata Andre pada Asep. Cowok
itu mengikuti petunjuk Andre. Ia duduk di tepi ranjang dengan kaki
terjuntai kebawah. Andre turun dari ranjang, berdiri membelakangi Asep
dengan kedua pahanya dilebarkan ke kiri dan ke kanan. Andre mengangkang
dihadapan Asep dengan posisi buah pantat tegak lurus dengan batang
kontol Asep yang mengacung tegak menunjuk langit-langit kamar. Kemudian
Andre menekukkan kakinya. Buah pantatnya turun mendekati kontol Asep.
Setelah lobang pantatnya dirasakannya menempel di ujung kepala kontol
Asep, Andre mulai menekan pantatnya perlahan-lahan. Mulut lobang
pantatnya sedikit demi sedikit mulai menelan batang kontol Asep yang
gemuk dan panjang itu. Kontol Asep terus masuk, menyusup ke dalam lorong
lobang pantatnya. Andre menahan nafas.
Batang besar itu dengan sukses bersarang dalam lobang pantat Andre.
Sejenak Andre mendiamkan perkakas Asep itu dalam lobang pantatnya.
Mulutnya mencari-cari mulut Asep. Setelah mendapatkan mulut Asep,
langsung Andre melumatnya dengan buas. Asep membalas ciuman itu dengan
tak kalah buasnya sembari mengerang-erang keenakan. Erangan Asep adalah
sebagai akibat dari perbuatan Andre yang sambil berciuman masih
menyempatkan diri meremas-remas batang kontol Asep itu dengan gerakan
kontraksi otot-otot lobang pantatnya.
“Gimanahh… Seph… Mmhhhhh…,” tanya Andre sambil terus melumat.
“Mmmmhhhh… ohhh… ohhhh… enakhhhh banget Mas… aouhhh…,” sahut Asep mengerang. Tangannya memeluk tubuh Andre erat-erat.
“Sekarang Elo Gue kasih yang lebih enak Sephhh… mmmhh…. Nikmatin nih
lobang pantat Gue Sep,” kata Andre. Usai kalimat itu diucapkannya, Andre
langsung melakukan gerakan menggenjot. Pantatnya bergerak naik turun.
Kontol besar Asep keluar masuk lobang pantat Andre. Asep semakin keras
mengerang. Ia sangat keenakan. Ini adalah kali pertama buatnya merasakan
lobang pantat, milik cowok pula. Tak disangkanya, ternyata luar biasa
nikmatnya.
Asep mulai melakukan gerakan balasan. Pantatnya menggenjot naik turun
dengan kuat dan cepat. Pinggang Andre dipeluknya erat. Bibirnya
menciumi punggung lebar Andre yang berotot. Jari-jarinya mengelus dada
bidang Andre. Ia benar-benar tak menyangka betapa mengentot dengan cowok
bertubuh atletis ini ternyata sangat luar biasa. Gairahnya menggElora.
Asep sangat menikmatinya.
Tentu saja Andre merasakan enak yang luar biasa oleh genjotan Asep
yang penuh semangat itu. Gesekan batang kontol Asep di lobang pantatnya
sungguh terasa sangat nikmat. Tubuh Andre merinding saking keenakannya.
Pantat Andre digoyangnya tak kalah cepat. Gerakannya menghentak-hentak
keras dan kuat sambil sesekali melakukan gerakan memutar, membuat Asep
bergeletar keenakan karena merasakan kontolnya seperti dipilin-pilin.
Sedang hot-hotnya kedua cowok itu mengentot, tiba-tiba pintu kamar
Asep terkuak. Kepala Tante Vonny nongol dari balik pintu. Andre kaget.
Reflek ia segera mElompat dari atas tubuh Asep. “Eh tante,” katanya,
tangannya segera menutupi kontolnya yang sedang mengaceng tegak.
Kedua cowok itu sangat kaget dan ketakutan. Apalagi Andre, ia juga
sangat malu kepergok oleh tante ceweknya sendiri dalam keadaan seperti
ini. Bersetubuh dengan cowok. Kalo seandainya ia kepergok sedang
bersetubuh dengan cewek lain, ia bisa cuek saja pada sang tante. Namun
kepergok dalam keadaan begini rasanya Andre pengen mati saja. Keduanya
berdiri tegak dengan tangan menutupi kontol masing-masing, menunduk
tepekur menatap lantai. Tak tahu apa yang akan terjadi kemudian.
“Kok dihentikan sih. Kalian kan lagi seru-serunya. Lanjutin aja,”
kata Tante Vonny. Tangannya mengangkat dagu Andre. Mata Andre bertatapan
dengan mata Tante Vony. Senyum tersungging di bibir tante itu. Andre
tak dapat memahami apa arti senyum sang tante saat itu.
“Ernggghhh….. Enggak ah tante. Kita cuman..ernghhh… cuman….,” kata Andre terbata-taba.
“Cuman apa?” sambung sang tante lagi.
“Erngghh… Cuman maen-maen.. doang tan…,” sahut Andre lagi. Wajahnya benar-benar pucat pasi saat itu.
“Maen-maenin silit ya? Hehe. Asik banget dong. Bener Sep asik banget
ya?” kini Tante Vonny mengangkat dagu Asep. Cowok itu diam seribu
bahasa. Bingung menjawab pertanyaan sang tante. “Jawab dong. Asik ya
silit pacar ponakan tante ini? Bikin Elo nagih ya?” sambung Tante Vonny.
Asep makin pucat wajahnya.
“Gak usah malu jawabnya. Tante juga nagih kok sama kontol ini Sep.
Abis enak sih,” Tante Vonny nyerocos terus. Kini ia ngomong sambil
meremas batang kontol Andre. Pacar Cindy ini hanya bisa terdiam seribu
bahasa.
“Kok jadi diem sih. Tadi tante denger kalian banyak ngomong. Sekarang
kok jadi pendiem banget sih? Ayo dong lanjutin lagi maennya. Sama tante
kok malu-malu sih? Tapi tante boleh ikutan ya?”
“Erngg… Maksud tante?” tanya Andre bingung. Ditatapnya wajah Tante Vonny lekat.
“Kalian kan masih nanggung ngentotnya. Dilanjutin lagi aja, tapi
tante ikutan ya?” sahut sang tante tersenyum, jemarinya meraba dada
kedua cowok itu lembut.
“Tante mau ikutan?” Andre makin bingung.
“Yoi. Gak usah malu-malu. Tante udah biasa kok maen bertiga kayak
gini. Gak ada masalah. Udah jangan bengong aja. Mulai dong. Atau perlu
tante rangsang lagi nih kontol kalian. Oke deh,” sang tante langsung
jongkok diantara Andre dan Asep. Mulutnya dengan lahap langsung mengulum
kontol kedua cowok itu bergantian. Andre dan Asep hanya bisa
berpandangan tak mengerti.
Namanya dioral terang saja kontol kedua cowok itu langsung ngaceng.
“Nah udah keras nih. Kalian lanjutin lagi deh. Tadi Asep ya yang ngentot
Andre. Udah, mulai lagi dong. Tadi sambil duduk ya. Sini Sep kamu duduk
lagi di ranjang. Ndre kamu kemari juga dong, jangan bengong gitu dong.
Kamu dudukin nih kontol Asep,” Tante Vonny sibuk mengarahkan posisi
ngentot kedua cowok itu. Meski dihinggapi kebingungan kedua cowok itu
mengikuti saja arahan Tante Vonny.
“Lo kok masih bengong juga? Mulai ngentot dong,” kata Tante Vonny
melihat dua cowok yang sedang berpangkuan dimana kontol Asep sudah
menyusup di lobang pantat Andre itu bengong memandanginya. Tante Vonny
melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. “Andre sekalian
jilatin memek tante ya,” katanya lagi. Didekatkannya memeknya ke wajah
ganteng Andre.
“Ndre jilat dong. Pantat kamu gerakin dong kesian kan Asep dibiarin gitu,”
Andre tak habis pikir melihat tantenya Cindy itu. Namun diikutinya
juga apa yang dikatakan sang tante. Mulutnya mulai menjilati memek sang
tante yang rimbun jembut itu sambil mulai menggerak-gerakkan pantatnya
naik turun dengan perlahan.
Tak memakan waktu yang lama ketiganya sudah hanyut dalam pesta sex
memacu birahi. Genjotan-genjotan Andre dan Asep kini sudah sangat cepat
dan bernafsu. Pantat mereka menghentak-hentak dengan keras. Mulut Asep
sibuk menciumi dan menjilati tubuh kekar Andre. Sementara Andre sibuk
mengobok-obok memek Tante Vonny. Ketiganya mengerang-erang,
mendesah-desah, dan mendesis-desis.
“Ouhhh Ndreeehhhh enak banget ouhhh… isep yang keras itil tante
sayanghh asshhhhh…,” racau Tante Vonny. “Tante suka banget sayang..
ahh…. Ouhhhh…,” tangannya meremas-remas rambut Andre.
Tante Vonny kemudian menduduki kontol Andre. Tubuhnya berhadapan
dengan cowok ganteng itu. Mereka berpelukan sambil berciuman dan
menggerakkan pantat. Andre benar-benar merasakan kenikmatan yang tiada
tara. Kontolnya merojok-rojok memek Tante Vonny sementara pantatnya
diobok-obok kontol Asep.
Nafas ketiganya sudah ngos-ngosan. Tubuh merekapun sudah basah
bersimbah keringat. Namun mereka belum ingin menyudahi persenggamaan
itu. Ketiganya terus bergerak-gerak memuaskan birahi.
“Kamu keenakan Ndrehhh? Shhh ouhhhh,”
“Iyah Tantehh oghhh.. enakhh bangethhh… ouhhh…,”
Bosan dengan posisi duduk ketiganya berganti posisi. Tante Vonny
berbaring telentang di atas ranjang. Pahanya mengangkang lebar-lebar.
Asep menindih sang tante, menyusupkan kontolnya ke memek Tante Vonny.
Diatasnya Andre menindih Asep. Kontol Andre menghajar lobang pantat
pembantu ganteng itu.
Sesekali Andre menggantikan Asep mengentot Tante Vonny. Dicabutnya
kontolnya dari lobang pantat Asep, lalu diselipkannya di memek Tante
Vonny. Sementara Asep yang masih menindih sang Tante sibuk menjilati
buah dada sang tante yang besar dan padat sambil menggesek-gesek
kontolnya di perut sang tante yang basah bersimbah keringat.
Ketiganya kembali berganti posisi. Sekarang Andre dan Asep melakukan double penetration
pada Tante Vonny. Andre berbaring telentang di ranjang. Tante Vonny
menelungkup di atas tubuh kekar Andre. Memeknya segera menelan kontol
cowok itu. Asep menindih sang tante. Kontolnya disodokkannya ke lobang
pantat Tante Vonny. Meskipun sudah berkali-kali orgasme dihajar oleh
kedua pemuda ganteng itu Tante Vonny masih belum mau menghentikan
persenggamaan itu. Staminanya oke juga.
Pesta ngentot itu akhirnya mereka sudahi dengan posisi yang sangat
ekstrim. Kontol Asep dan Andre secara bersama-sama memasuki memek Tante
Vonny. Kedua cowok itu bergerak cepat menghajar memek sang tante hingga
keduanya menyemburkan sperma secara bersama-sama ke dalam memek sang
tante. Bersamaan dengan itu Tante Vonny juga kembali orgasme.
Selanjutnya ketiganya tergolek lemah tak berdaya dengan tubuh basah
bersimbah keringat dan nafas ngos-ngosan. Tak lama ketiganya tertidur.
Tante Vonny tidur di tengah-tengah dalam pelukan kedua remaja ganteng
itu.
Bersambung...


0 komentar: