#7. Serial Andre dan Calvin (Tante Vonny)


Sabtu, 04 Mei 2013

Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi

Cindy yang baru saja orgasme terduduk lemas di kursi. Disampingnya, Andre menciuminya dan mengelus-elus rambutnya dengan sayang.

“Puas dengan hadiahnya sayang?” tanya Andre lembut.

“Puas banget Ndre. Tante emang pinter banget,” katanya dengan suara lemas. Tante Vonny tersenyum melihat keponakannya yang puas atas pekerjaannya tadi.

“Oke. Cindy kan sudah dapat hadiah dari semuanya. Sekarang kita lanjutin lagi permainannya ya. Tapi sebelumnya kamu ambil dulu Sep, bir yang ada dibelakang. Biar lebih menghangatkan suasana,” perintah Tante Vonny pada Asep. Dengan segera Asep segera ke dapur, tak lama ia sudah kembali dengan satu kerat bir.

Sambil minum-minum Tante Vonny kemudian menjelaskan permainan selanjutnya. “Dalam permainan ini Cindy harus menutup mata dengan kain hitam ini. Kemudian musik dihidupkan dan para cowok harus telanjang bulat seluruhnya dan berjalan melingkar mengelilingi Cindy. Nanti saat musik berhenti semua cowok harus berhenti dan berdiri diam. Cindy silakan memegang salah satu cowok dan dalam waktu paling lama sepuluh detik harus menebak siapa cowok yang dipegangnya itu. Kalau tebakan Cindy benar, maka Cindy boleh ngentot dengan sang cowok itu. Tapi kalau tebakannya salah maka yang dapat rezeki adalah Andre. Ia boleh memilih satu cewek disini untuk dientot,”

Cowok-cowok bersemangat mendengar permainan itu. Apalagi Andre. Matanya segera mancari-cari Serly. Ia berharap pada kesempatan pertama Cindy salah menebak, sehingga ia dapat segera menghajar memek sepupu Cindy yang cantik dan masih perawan ting-ting itu.

Permainan dimulai. Cowok-cowok segera berdiri mengelilingi Cindy. Tante Vonny menghidupkan musik dari tape yang ada di ruang tamu itu. Semua cowok ganteng yang bugil itu berjalan mengelilingi Cindy.Cewek-cewek bertepuk tangan dengan riuh. Udara malam Sukabumi yang dingin tak lagi mereka hiraukan.

Musik tiba-tiba dihentikan oleh Tante Vonny. Semua cowok berdiri diam. Cindy kemudian berjalan ke arah Ruben. Dipegang-pegangnya tubuh cowok itu. Kemudian tangannya mengacak-acak rambut Ruben. Tangannya yang lain meremas kontol cowok itu. Kebingungan sehingga menghinggapinya. Ruben dan Robin memang sangat mirip. Cindy menyadari bahwa saat ini yang dipegangnya adalah salah satu dari cowok kembar itu. Tapi ia tak tahu siapa, apakah Robin atau Ruben. Anak-anak mulai menghitung angka satu sampai dengan sepuluh.

Pada hitungan yang kesepuluh akhirnya terlontar sebuah nama dari mulut Cindy.

“Robin,” katanya. Semua yang hadir bersorak riuh. Cindy membuka kain penutup matanya.

“Kok salah sih Cin, Gue Ruben,” kata Ruben kecewa. Hasratnya untuk menggumuli Cindy kandas. Andre yang duduk di sofa menyeringai senang. Akhirnya kesempatan yang sudah dinantikannya sejak berangkat dari Jakarta tadi kesampaian juga.

“Hehehe. Cindy sayang, Gue ngentot Serly ya,” katanya girang. Cindy hanya cemberut. “Jangan cemberut dong sayang. Ini kan cuman permainan,” katanya mencium pipi ceweknya itu. Kemudian segera didekatinya Serly. Sepupu Cindy itu menunduk malu didatangi oleh kekasih sepupunya yang ganteng itu. Serly pun sebenarnya sudah lama menginginkan Andre. Dan akhirnya kesempatan itu datang juga.

“Ser, ayo buka baju kamu,” katanya pada Serly. Cewek cantik itu langsung mEloloskan seluruh pakaiannya dihadapan Andre. Tubuh langsingnya yang baru terbentuk itu terlihat sangat indah. Garis memeknya sangat rapat. Menandakan belum pernah dimasuki oleh benda bulat panjang apapun. Jembut tipis menghiasi memeknya.

“Ngentotnya disini?” kata Serly pada Tante Vonny.

“Iya dong sayang,” jawab sang tante tersenyum pada Serly. “Ingat lho Ndre, kamu hanya punya waktu sepuluh menit. Orgasme atau enggak orgasme kalau lewat dari sepuluh menit harus selesai. Biar ada kesempatan buat yang lain.”

“Oke tante,” jawab Andre. Mulutnya segera menyerang buah dada Serly yang mungil dan padat. Dijilat-jilatnya pentil merah muda Serly. Cewek itu mengerang-erang. Mengingat waktu yang singkat, Andre tak berlama-lama berkonsentrasi di tetek. Mulutnya segera mengejar celah sempit Serly. Serly langsung disuruhnya duduk mengangkang di sofa. Lidahnya segera menjelajahi garis tipis itu. Disodokkannya ujung lidahnya disana. Mencari-cari itil Serly yang masih tersembunyi.

Begitu ditemukannya itil itu, langsung dihisapnya dalam-dalam. Serly mengerang keras,”Ahhhhhhhhhh,” katanya. Cindy mau tak mau terbakar cemburu juga menyaksikan kekasihnya menggumuli sepupunya sendiri. Sambil menjilat, Andre menyusupkan jari telunjuknya ke celah itu. Ia memang harus melakukan itu agar celah sempit Serly sedikit mElonggar.

Jari Andre menyodok-nyodok disana. Serly mengerang-erang. Mulutnya menganga. Andre kemudian membaringkan tubuh Serly di sofa. Kemudian dengan posisi terbalik dinaikinya tubuh Serly.

“Kamu isep kontol Gue ya Ser,” katanya. Andre memang memerlukan kuluman Serly, agar kontolnya basah dan licin hingga nanti mudah dimasukkan ke memek. Serly mengangguk mengiyakan. Mulutnya segera mengulum batang besar itu. Andre tetap berkonsentrasi di memek Serly. Semua yang hadir terbuai birahi. Masing-masing meremas alat vitalnya.

Lima menit berlalu. Andre segera merubah posisi. Kini ia bersiap-siap untuk melakukan penetrasi di memek Serly. “Tahan sakitnya ya Ser,” katanya. Tangannya melebarkan paha Serly.

“He eh,” jawab Serly pelan.

Ujung kepala kontol Andre membelah memek Serly. Perlahan-lahan didorongnya batangnya memasuki celah sempit itu. Serly mengeden. Memeknya terasa penuh. Sementara itu Andre merasakan batang kontolnya seperti dibungkus oleh daging empuk yang mencengkram kuat. Daging empuk itu dirasakannya mendenyut-denyut.

Dengan susah payah Andre terus mendorong kontolnya. Keringat mulai mengucur didahinya, demikian pula dengan Serly. Batang itu terus mendorong masuk hingga akhirnya mentok semua.

“Tiga menit lagi Ndre,” kata Tante Vonny mengingatkan. Andre kaget. Cepat amat, katanya dalam hati. Belum ngapa-ngapain juga. Harus sex cepat nih kalo gitu, batin Andre. Akhirnya tanpa mengacuhkan Serly yang belum pernah dientot sebelumnya, Andre segera melajukan kontolnya keluar masuk dengan cepat. Serly terkejut. Dia sangat merasakan kesakitan pada memeknya. Tak disangkanya Andre akan memperlakukannya seperti itu.

Serly menjerit-jerit. Tapi tak ada satupun yang mempedulikannya. Meskipun Calvin merasa kasihan pada Serly namun melihat kelakuan Andre diatas tubuh sepepu Cindy itu ia merasa sangat bergairah. Andre terus melaju dengan cepat. Kontolnya terus bergerak cepat mengobok-obok memek sempit Serly. Dirasakannya kontolnya seperti diperas-peras. Dari hidungnya keluar dengusan-dengusan keras.

“Satu menit lagi,” ini suara Tante Vonny lagi. Andre semakin mempercepat genjotannya. Jeritan Serly makin keras. Akhirnya dengan satu hentakan keras, Andre menekan kontolnya dalam-dalam ke memek Serly. Spermanya muncrat menembaki dinding memek Serly dengan keras. Serly mengerang tertahan, antara sakit dan nikmat. Tubuh Andre jatuh menindih Serly dengan keras. Dari mulutnya keluar desahan berat. “Heghhh…,”

“Yak, waktu habis,” kata Tante Vonny. Diatas sofa Andre dan Serly masih mendengus-dengus menormalkan nafas mereka. “Ndre, kamu balik ke kursi kamu semula,” kata Tante Vonny.

“Masih capek nih tante,” jawab Andre lelah.

“Gak ada waktu lagi. Permainannya dimulai lagi,”

Dengan berat hati Andre bangkit dari tubuh Serly. Dicabutnya kontolnya dari lobang memek sempit itu. Begitu kontolnya tercabut, melelehlah sperma kentalnya plus darah perawan Serly dari lobang memek gadis cantik itu. Andre mencium pipi Serly sebagai ucapan terima kasih, lalu dengan tubuh telanjang dan kontol berkilat karena sperma dan darah Serly ia kembali menuju kursi tempat duduknya bersama Cindy tadi.

Dengan celana dalam Cindy yang terserak di lantai dilapnya kontolnya itu. Cindy mendelik kesal padanya. 

“Enak yah?” tanya Cindy seperti cemburu.

“Kurang Cin, habis buru-buru banget,” jawab Andre dengan senyum nakal.

“Ihhh,” Cindy mencubit perut cowoknya itu. Kemudian ia berdiri, bersiap untuk melanjutkan permainan. Seperti tadi, Cindy kembali menebak siapa cowok yang disentuhnya. Kali ini tebakan Cindy tak meleset. Batang kontol Asep yang sangat berbeda dibandingkan milik yang lain merupakan petunjuk utama buatnya. Dengan semangat, Cindy menarik tubuh Asep ke kursi dimana Andre duduk.

Sepuluh menit ke depan Cindy asik menggenjot kontol Asep dalam posisi Cindy duduk dipangkuan Asep.Ia sengaja membakar cemburu Andre yang hanya bisa mElotot melihat persenggamaan ceweknya dengan Asep itu. Dengan sengaja Cindy merintih-rintih keras-keras keenakan. “Ohh Sepp. Gede banget Sep. Ohhhh seret banget Sep………..,”

Apalagi saat Cindy membandingkan kontol Asep dengan kontolnya. Darah Andre terasa seperti mau mendidih. Namun ia berusaha untuk bersikap wajar.

“Ohhh… Ndreehhhh… enak banget Ndrehhh kontol Asephh. Lebih gede sayanghhh ohhhhhhh…,” erang Cindy.

Akhirnya malam itu hampir semua cowok mendapat kesempatan menggilir memek Cindy. Cindy benar-benar membakar kecemburuan Andre. Bagaimana Andre tidak cemburu melihat ceweknya dengan penuh gairah melayani nafsu teman-temannya yang gila sex itu.

Andre tak punya kesempatan banyak untuk membalas kecemburuannya itu. Hanya tiga kali saja kesempatan yang diperolehnya untuk mengentot cewek lain karena Cindy juga tiga kali gagal menebak siapa cowok yang sedang disentuhnya. Dua kali lagi kegagalan Cindy menebak dimanfaatkan Andre untuk memuaskan birahinya dengan mengentoti memek Serly kali kedua dan terakhir memek Tante Vonny yang sexy. Tak diacuhkannya ejekan cowok-cowok yang lain saat ia menggenjot Serly untuk kali kedua. “Doyan nih ye,” ejek mereka. Tanpa memperdulikan ejekan itu, dengan penuh semangat Andre terus menghajar memek Serly.

Andre benar-benar terpuaskan saat mengentot Tante Vonny. Sang tante benar-benar ahli dalam bermain cinta dan memahami daerah-daerah sensitif Andre. Sembari menghentak-hentakkan pantatnya dengan hentakan yang keras membalas hentakan Andre yang tak kalah keras dan kuat, jemari sang tante sibuk mengocok lobang pantat Andre. Sepuluh menit waktu bersenggama dengan sang tante benar-benar cukup memuaskan Andre. Spermanya tumpah ruah membasahi memek tante Cindy yang binal itu.

Melihat kenikmatan yang diperoleh Andre, teman-teman cowok Andre yang lain jadi tak sabar untuk dapat segera menikmati sang tante. Namun rupanya mereka belum punya kesempatan saat itu. Ketika jam hampir menunjukkan pukul tiga pagi, Tante Vonny mengakhiri permainan itu. Ia mengajak semuanya untuk beristirahat terlebih dahulu.

“Besok kita lanjutin lagi. Semuanya pasti dapat kesempatan. Sekarang kita tidur supaya besok gak capek banget,” katanya. Dengan malas mereka bergerak menuju kamar. Sedangkan Asep menuju kamar tidur pembantu yang terdapat di villa itu. Begitu sampe ditempat tidur, tanpa memperdulikan tubuh yang masih bugil cowok-cowok langsung terlelap tidur. Untuk mengusir dingin, mereka menarik selimut dan saling berpelukan erat dibawah selimut.

Hanya Andre yang masih terjaga. Begitu dipastikannya semua temannya sudah terlelap dibuai mimpi ia segera bangkit dari tempat tidur. Dengan hanya menggenakan sarung untuk menghalau udara dingin, ia berjalan menuju kamar Asep. Sebelumnya masih sempat ditenggaknya dua botol Fit Up Energy Drink yang memang dibawanya dari Jakarta. Dua botol lagi dibawanya ke kamar Asep.

Karena menenggak Fit Up Energy Drinkitu, kantuk di mata Andre langsung hilang. Tubuhnya kembali terasa segar. Saat dilewatinya kamar para cewek, dilihatnya pintu itu tertutup rapat.

Sesampaainya di kamar Asep ia mencoba memutar gerendel pintu. Kamar Asep ternyata tak terkunci. Rasa lelah rupanya menyebabkan Asep lupa mengunci pintu kamar. Diatas tempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang itu dilihatnya Asep tidur lelap dengan memakai sarung. Didekatinya Asep. Dibukanya sarung cowok itu. matanya langsng menangkap bayangan indah kontol besar Asep yang tertidur.

Segera dibangunkannya Asep dengan mengguncang-guncang bahu cowok itu. Asep bangun dengan kaget.

“Ada apa mas?” tanyanya bingung.

“Minum nih!” perintah Andre.

“Buat apa?”

“Jangan banyak tanya. Minum aja,” Asep segera menenggak kedua botol fit up itu. Tentu saja kantuknya serta merta hilang.

“Sekarang berdiri disitu. Ayo ngangkang!” kata Andre lagi.

 “Mau ngapain mas?” Asep makin bingung.

“Diam aja. Gak usah banyak tanya. Gue mau bikin perhitungan ke Elo,” kata Andre dingin.

Asep segera berdiri merapat di dinding. Kemudian dikangkangkannya pahanya. Andre segera berjongkok dibelakang Asep. Dengan cuek segera dijilatinya lobang pantat Asep yang penuh dengan bulu-bulu kasar.

“Mashhh, mau diapain saya?”

Andre diam. Dia terus berkonsentrasi di pantat Asep. Jari-jarinya membuka celah sempit Asep, membuat cowok itu mulai mengerang-erang keenakan. Andre yang sudah panas, tak mau berlama-lama. Setelah dirasakannya cukup, segera ia berdiri dibelakang Asep. Tangannya membuka paha Asep semakin lebar. Lalu batang kontolnya disorongnya memasuki celah sempit Asep. “Ahhhhh… sakit mas. Saya bukan homo mas,” kata Asep mengaduh.

“Diem!” Andre membentak Asep. Ia terus mendorong kontolnya. Pelan-pelan kontolnya menyusup makin dalam. Asep mengerang terus. Tangannya mengepal menahan sakit. Otot-otot tubuhnya menegang.

Akhirnya kontol Andre berhasil masuk seluruhnya. Lalu dengan perlahan digoyangnya pantatnya. Dirasakannya lobang pantat Asep sangat seret dan menjepit batangnya. Bulu-bulu jembut kasar yang banyak disekeliling lobang pantat Asep membuat kontolnya geli dan menambah kenikmatan gesekannya.

Gerakan perlahan Andre mulai hilang. Goyangannya mulai cepat. Asep yang mengerang-erang kesakitan kini mulai meracau keenakan. Tubuh keduanya sudah basah bersimbah keringat. Andre terus melaju. Pantanya bergerak cepat. Tangannya meremas pinggang Asep yang ramping berotot.

Asep mendesah-desah. Tanpa disadarinya pantatnya sudah ikut begerak cepat membalas genjotan Andre. Mereka bergerak cepat seperti kesetanan. Dari mulut mereka keluar berbagai erangan, desahan, dan racauan. Andre merasakan spermanya akan segera memancar. Segera dicabutnya kontolnya dari lobang pantat Asep. Lalu didorongnya tubuh Asep duduk di ranjang. Kontolnya yang akan segera muncrat disorongkannya ke dalam mulut Asep. Akhirnya dengan sukses spermanya muncrat kedalam mulut pembantu ganteng itu.

Usai orgasmenya tiba Andre merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Nafasnya memburu. Asep memandangi Andre dengan bingung. Tak pernah dibayangkannya bahwa ia akan merasakan kontol cowok dalam pantatnya. Dan menelan sperma cowok. Meskipun sakit, namun ternyata ia merasakan nikmat juga.

“Kenapa Sep?” tanya Andre pada Asep tiba-tiba. “Serius banget ngeliatin Gue.”

“Enggak Mas Andre. Cuman saya bingung kenapa Mas Andre melakukan itu pada saya. Mas Andre homo ya?”

“Enak aja. Gak Elo liat tadi Gue ngentot dengan Serly ama Tante Vonny?”

“Iya sih, tapi…………,”

“Ini Gue lakuin karena mau balas dendam sama Elo. Masak Elo tadi enak-enak ngentot cewek Gue. Makanya sekarang Elo Gue kerjain,”

“Gitu ya,”

“Ya. Eh kontol Lo masih tegang aja tuh. Mau dikeluarin gak spermanya?”

“Boleh Mas,”

“Sini. Lo duduk di pinggir ranjang sini,” kata Andre pada Asep. Cowok itu mengikuti petunjuk Andre. Ia duduk di tepi ranjang dengan kaki terjuntai kebawah. Andre turun dari ranjang, berdiri membelakangi Asep dengan kedua pahanya dilebarkan ke kiri dan ke kanan. Andre mengangkang dihadapan Asep dengan posisi buah pantat tegak lurus dengan batang kontol Asep yang mengacung tegak menunjuk langit-langit kamar. Kemudian Andre menekukkan kakinya. Buah pantatnya turun mendekati kontol Asep.

Setelah lobang pantatnya dirasakannya menempel di ujung kepala kontol Asep, Andre mulai menekan pantatnya perlahan-lahan. Mulut lobang pantatnya sedikit demi sedikit mulai menelan batang kontol Asep yang gemuk dan panjang itu. Kontol Asep terus masuk, menyusup ke dalam lorong lobang pantatnya. Andre menahan nafas.

Batang besar itu dengan sukses bersarang dalam lobang pantat Andre. Sejenak Andre mendiamkan perkakas Asep itu dalam lobang pantatnya. Mulutnya mencari-cari mulut Asep. Setelah mendapatkan mulut Asep, langsung Andre melumatnya dengan buas. Asep membalas ciuman itu dengan tak kalah buasnya sembari mengerang-erang keenakan. Erangan Asep adalah sebagai akibat dari perbuatan Andre yang sambil berciuman masih menyempatkan diri meremas-remas batang kontol Asep itu dengan gerakan kontraksi otot-otot lobang pantatnya.

“Gimanahh… Seph… Mmhhhhh…,” tanya Andre sambil terus melumat.

“Mmmmhhhh… ohhh… ohhhh… enakhhhh banget Mas… aouhhh…,” sahut Asep mengerang. Tangannya memeluk tubuh Andre erat-erat.

“Sekarang Elo Gue kasih yang lebih enak Sephhh… mmmhh…. Nikmatin nih lobang pantat Gue Sep,” kata Andre. Usai kalimat itu diucapkannya, Andre langsung melakukan gerakan menggenjot. Pantatnya bergerak naik turun. Kontol besar Asep keluar masuk lobang pantat Andre. Asep semakin keras mengerang. Ia sangat keenakan. Ini adalah kali pertama buatnya merasakan lobang pantat, milik cowok pula. Tak disangkanya, ternyata luar biasa nikmatnya.

Asep mulai melakukan gerakan balasan. Pantatnya menggenjot naik turun dengan kuat dan cepat. Pinggang Andre dipeluknya erat. Bibirnya menciumi punggung lebar Andre yang berotot. Jari-jarinya mengelus dada bidang Andre. Ia benar-benar tak menyangka betapa mengentot dengan cowok bertubuh atletis ini ternyata sangat luar biasa. Gairahnya menggElora. Asep sangat menikmatinya.

Tentu saja Andre merasakan enak yang luar biasa oleh genjotan Asep yang penuh semangat itu. Gesekan batang kontol Asep di lobang pantatnya sungguh terasa sangat nikmat. Tubuh Andre merinding saking keenakannya. Pantat Andre digoyangnya tak kalah cepat. Gerakannya menghentak-hentak keras dan kuat sambil sesekali melakukan gerakan memutar, membuat Asep bergeletar keenakan karena merasakan kontolnya seperti dipilin-pilin.

Sedang hot-hotnya kedua cowok itu mengentot, tiba-tiba pintu kamar Asep terkuak. Kepala Tante Vonny nongol dari balik pintu. Andre kaget. Reflek ia segera mElompat dari atas tubuh Asep. “Eh tante,” katanya, tangannya segera menutupi kontolnya yang sedang mengaceng tegak.

Kedua cowok itu sangat kaget dan ketakutan. Apalagi Andre, ia juga sangat malu kepergok oleh tante ceweknya sendiri dalam keadaan seperti ini. Bersetubuh dengan cowok. Kalo seandainya ia kepergok sedang bersetubuh dengan cewek lain, ia bisa cuek saja pada sang tante. Namun kepergok dalam keadaan begini rasanya Andre pengen mati saja. Keduanya berdiri tegak dengan tangan menutupi kontol masing-masing, menunduk tepekur menatap lantai. Tak tahu apa yang akan terjadi kemudian.

“Kok dihentikan sih. Kalian kan lagi seru-serunya. Lanjutin aja,” kata Tante Vonny. Tangannya mengangkat dagu Andre. Mata Andre bertatapan dengan mata Tante Vony. Senyum tersungging di bibir tante itu. Andre tak dapat memahami apa arti senyum sang tante saat itu.

“Ernggghhh….. Enggak ah tante. Kita cuman..ernghhh… cuman….,” kata Andre terbata-taba.

“Cuman apa?” sambung sang tante lagi.

“Erngghh… Cuman maen-maen.. doang tan…,” sahut Andre lagi. Wajahnya benar-benar pucat pasi saat itu.

“Maen-maenin silit ya? Hehe. Asik banget dong. Bener Sep asik banget ya?” kini Tante Vonny mengangkat dagu Asep. Cowok itu diam seribu bahasa. Bingung menjawab pertanyaan sang tante. “Jawab dong. Asik ya silit pacar ponakan tante ini? Bikin Elo nagih ya?” sambung Tante Vonny. Asep makin pucat wajahnya.

“Gak usah malu jawabnya. Tante juga nagih kok sama kontol ini Sep. Abis enak sih,” Tante Vonny nyerocos terus. Kini ia ngomong sambil meremas batang kontol Andre. Pacar Cindy ini hanya bisa terdiam seribu bahasa.

“Kok jadi diem sih. Tadi tante denger kalian banyak ngomong. Sekarang kok jadi pendiem banget sih? Ayo dong lanjutin lagi maennya. Sama tante kok malu-malu sih? Tapi tante boleh ikutan ya?”

“Erngg… Maksud tante?” tanya Andre bingung. Ditatapnya wajah Tante Vonny lekat.

“Kalian kan masih nanggung ngentotnya. Dilanjutin lagi aja, tapi tante ikutan ya?” sahut sang tante tersenyum, jemarinya meraba dada kedua cowok itu lembut.

“Tante mau ikutan?” Andre makin bingung.

“Yoi. Gak usah malu-malu. Tante udah biasa kok maen bertiga kayak gini. Gak ada masalah. Udah jangan bengong aja. Mulai dong. Atau perlu tante rangsang lagi nih kontol kalian. Oke deh,” sang tante langsung jongkok diantara Andre dan Asep. Mulutnya dengan lahap langsung mengulum kontol kedua cowok itu bergantian. Andre dan Asep hanya bisa berpandangan tak mengerti.

Namanya dioral terang saja kontol kedua cowok itu langsung ngaceng. “Nah udah keras nih. Kalian lanjutin lagi deh. Tadi Asep ya yang ngentot Andre. Udah, mulai lagi dong. Tadi sambil duduk ya. Sini Sep kamu duduk lagi di ranjang. Ndre kamu kemari juga dong, jangan bengong gitu dong. Kamu dudukin nih kontol Asep,” Tante Vonny sibuk mengarahkan posisi ngentot kedua cowok itu. Meski dihinggapi kebingungan kedua cowok itu mengikuti saja arahan Tante Vonny.

“Lo kok masih bengong juga? Mulai ngentot dong,” kata Tante Vonny melihat dua cowok yang sedang berpangkuan dimana kontol Asep sudah menyusup di lobang pantat Andre itu bengong memandanginya. Tante Vonny melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. “Andre sekalian jilatin memek tante ya,” katanya lagi. Didekatkannya memeknya ke wajah ganteng Andre.

“Ndre jilat dong. Pantat kamu gerakin dong kesian kan Asep dibiarin gitu,”

Andre tak habis pikir melihat tantenya Cindy itu. Namun diikutinya juga apa yang dikatakan sang tante. Mulutnya mulai menjilati memek sang tante yang rimbun jembut itu sambil mulai menggerak-gerakkan pantatnya naik turun dengan perlahan.

Tak memakan waktu yang lama ketiganya sudah hanyut dalam pesta sex memacu birahi. Genjotan-genjotan Andre dan Asep kini sudah sangat cepat dan bernafsu. Pantat mereka menghentak-hentak dengan keras. Mulut Asep sibuk menciumi dan menjilati tubuh kekar Andre. Sementara Andre sibuk mengobok-obok memek Tante Vonny. Ketiganya mengerang-erang, mendesah-desah, dan mendesis-desis.

“Ouhhh Ndreeehhhh enak banget ouhhh… isep yang keras itil tante sayanghh asshhhhh…,” racau Tante Vonny. “Tante suka banget sayang.. ahh…. Ouhhhh…,” tangannya meremas-remas rambut Andre.

Tante Vonny kemudian menduduki kontol Andre. Tubuhnya berhadapan dengan cowok ganteng itu. Mereka berpelukan sambil berciuman dan menggerakkan pantat. Andre benar-benar merasakan kenikmatan yang tiada tara. Kontolnya merojok-rojok memek Tante Vonny sementara pantatnya diobok-obok kontol Asep.

Nafas ketiganya sudah ngos-ngosan. Tubuh merekapun sudah basah bersimbah keringat. Namun mereka belum ingin menyudahi persenggamaan itu. Ketiganya terus bergerak-gerak memuaskan birahi.

“Kamu keenakan Ndrehhh? Shhh ouhhhh,”

“Iyah Tantehh oghhh.. enakhh bangethhh… ouhhh…,”

Bosan dengan posisi duduk ketiganya berganti posisi. Tante Vonny berbaring telentang di atas ranjang. Pahanya mengangkang lebar-lebar. Asep menindih sang tante, menyusupkan kontolnya ke memek Tante Vonny. Diatasnya Andre menindih Asep. Kontol Andre menghajar lobang pantat pembantu ganteng itu.

Sesekali Andre menggantikan Asep mengentot Tante Vonny. Dicabutnya kontolnya dari lobang pantat Asep, lalu diselipkannya di memek Tante Vonny. Sementara Asep yang masih menindih sang Tante sibuk menjilati buah dada sang tante yang besar dan padat sambil menggesek-gesek kontolnya di perut sang tante yang basah bersimbah keringat.

Ketiganya kembali berganti posisi. Sekarang Andre dan Asep melakukan double penetration pada Tante Vonny. Andre berbaring telentang di ranjang. Tante Vonny menelungkup di atas tubuh kekar Andre. Memeknya segera menelan kontol cowok itu. Asep menindih sang tante. Kontolnya disodokkannya ke lobang pantat Tante Vonny. Meskipun sudah berkali-kali orgasme dihajar oleh kedua pemuda ganteng itu Tante Vonny masih belum mau menghentikan persenggamaan itu. Staminanya oke juga.

Pesta ngentot itu akhirnya mereka sudahi dengan posisi yang sangat ekstrim. Kontol Asep dan Andre secara bersama-sama memasuki memek Tante Vonny. Kedua cowok itu bergerak cepat menghajar memek sang tante hingga keduanya menyemburkan sperma secara bersama-sama ke dalam memek sang tante. Bersamaan dengan itu Tante Vonny juga kembali orgasme.

Selanjutnya ketiganya tergolek lemah tak berdaya dengan tubuh basah bersimbah keringat dan nafas ngos-ngosan. Tak lama ketiganya tertidur. Tante Vonny tidur di tengah-tengah dalam pelukan kedua remaja ganteng itu.

Bersambung...

0 komentar: