Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi
Edited by: Edy Cahyadi
Hari Sabtu akhirnya datang juga. Bagi pelajar ini adalah hari yang
paling membahagiakan, karena besok libur sekolah. Masing-masing sudah
mempersiapkan rencana week end. Didalam kelas, saat jam
pelajaran terakhir, semua siswa SMA Dwi Warna sudah tak sabar menunggu
bel tanda sekolah usai segera berbunyi. Guru yang sedang serius
menerangkan pelajaran di depan kelas, sudah tak dihiraukan lagi oleh
para siswa.
Demikian juga dengan Andre. Sebentar-sebentar matanya sibuk melirik
jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang berotot
dan ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sepulang sekolah, rencananya Andre
dan Cindy akan membawa beberapa orang teman mereka, termasuk Calvin,
langsung berangkat menuju Sukabumi. Berpesta di villa milik keluarga
Cindy untuk merayakan ulang tahun Cindy. Membayangkan apa yang akan
terjadi nanti di Sukabumi membuat Andre tak sabar menunggu jam pelajaran
itu segera berakhir.
Andre dan Calvin merencanakan, selain melakukan hiking mengitari
kebun teh milik keluarga Cindy, mereka juga akan mengajak teman-teman
yang diundang untuk berpesta sex sepuasnya. Pesta sex inilah yang
membuat Andre tak sabar. Hampir dua minggu sudah ia tak melakukan
aktivitas sex dengan orang lain. Paling-paling untuk memuaskan birahinya
yang berlebih Andre melakukan onani. Namun tentu saja kenikmatan coli
tak ada artinya dibandingin ngentot dengan orang lain.
Apalagi dalam dua minggu belakangan ini Andre sudah tiga kali
memergoki mamanya dan Mas Dharma bersenggama di rumah mereka. Papanya
yang belum juga kembali dari tugas ke luar daerah, membuat mamanya bebas
sesukanya memuas-muaskan birahi dengan ajudannya yang ganteng itu.
Sampai saat ini sang mama tidak menyadari kalau anak semata wayangnya
itu, sudah mengetahui perbuatan cabulnya.
Menyaksikan perbuatan mesum sang mama dan ajudannya itu semakin
membuat Andre tak tahan menahan gejolak nafsunya. Meskipun pada dasarnya
ia tetap kecewa pada sang mama yang berselingkuh. Ia kasihan pada
papanya yang dikenalnya sangat bijaksana, berwibawa, dan sayang pada
keluarga, ternyata diselingkuhi oleh istri yang sangat dicintainya.
Andre memang sudah merencanakan sekali waktu akan mengerjai sang
mama. Ia berniat untuk mengajak seorang cewek, yang sampai sekarang ia
masih bingung siapa, untuk ngentot didepan mamanya itu. Agar sang mama
syok. Kemudian ia juga merencanakan untuk memperkosa Mas Dharma. Namun
sampai saat ini ia belum memiliki kesempatan untuk itu. Namun ia
bertekad kuat, rencananya itu harus dapat dilaksanakannya suatu hari.
Paling tidak seusai ujian SPMB.
Sebenarnya, untuk menyalurkan birahinya, Andre mudah saja mendapatkan
pasangan sex. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, atau Calvin, atau
cowok dan cewek lain yang dikenalnya. Namun ia sudah berkomitmen untuk
sementara menghentikan dulu, sampai ia benar-benar siap menghadapi ujian
akhir.
Dengan bimbingan Calvin, Andre kini sudah merasa siap untuk itu.
Calvin memang sangat telaten membimbingnya dalam pelajaran, khususnya
fisika. Menjelang ujian akhir nasional minggu depan, Andre merasa ia
perlu refreshing untuk menghilangkan kejenuhan. Pesta ulang tahun Cindy, menurutnya adalah momen yang tepat untuknya melakukan refreshing. Dengan cara memuaskan birahinya disana.
Sebagaimana yang direncanakannya bersama-sama Cindy, di Sukabumi
nanti mereka bebas untuk berhubungan sex dengan siapa saja yang mereka
kehendaki. Cindy tak melarang Andre untuk mengentot teman cewek yang
nanti dibawanya. Demikian juga Andre merelakan Cindy untuk ngentot
dengan teman-teman cowoknya. Tentu saja permainan cinta sejenis tak
dibicarakan Andre pada Cindy. Namun disana nanti Andre punya banyak
kesempatan untuk melakukan itu bersama-sama dengan teman-teman cowoknya
yang ganteng-ganteng dan jantan.
Akhirnya bel tanda kegiatan sekolah yang dinanti-nantikan Andre
berbunyi juga dengan nyaring. Segera ia membereskan buku-bukunya dan
kemudian menuju parkir mobil. Hari itu ia memang sengaja tidak
mengendarai sepeda motor. Kepada orang tuanya ia minta ijin membawa
mobil dan mengatakan akan menginap bersama teman-temannya di
Sukabumi.Mama Andre tentu saja mengijinkan tanpa banyak pertanyaan.
Dengan kepergian Andre ia bisa lebih leluasa bercumbu dengan ajudannya.
Wisnu, Randy, David, Devon, dan si kembar Robin dan Ruben sudah
ngumpul semua di dekat mobilnya saat Andre sampai di parkiran. Lengkap
dengan ransel berisi pakaian dan peralatan lain yang dianggap perlu.
Hanya Calvin yang belum nongol. Menunggu Calvin mereka masuk ke dalam
mobil. Ngobrol-ngobrol mesum seputar apa yang akan mereka lakukan nanti
di Sukabumi. Andre sudah menyampaikan rencana pesta sex itu pada mereka
semua.
“Entar Gue boleh ngerjain Cindy kan Ndre?” tanya Randy.
“Boleh dong,” jawab Andre cuek.
“Ndre, Silvia ikut kan?” tanya Devon.
“Kayaknya iya,”
“Gue dah lama tuh pengen ngerasain memeknya dia. Kayaknya tebal banget ya,” ini yang ngomong Ruben sambil ketawa mesum.
“Si Silvia biarin jatahnya Calvin dulu Ben. Entar kalo si Calvin udah nancepin kontolnya baru Elo masuk,” kata Andre.
“Emang kenapa Ndre,”
“Tuh anak suka ama Silvia,”
“Oh, gitu,” jawab Ruben.
“Vid, cewek Lo si Indri bisa ikutan?” tanya Wisnu pada David.
“Yoilah,”
“Asik, Gue pengen nyobain dia ah,” sambung Wisnu.
“Dasar bejat Lo,” kata David.
“Hehehe. Kan samma..,” sahut Wisnu.
“Vid, adek Lo si Rafael kok gak diajakin aja sekalian. Biar dia tau
kelakuan bejat Elo,” kata Ruben sambil ngakak. David memang punya adik
yang juga sekolah di SMA Dwi Warna ini. Masih duduk di kelas satu dia.
Namanya Rafael.
“Iya Vid. Adek Elo itu nafsuin juga deh. Biar imut, tapi sexy,” sambung Devon cengengesan.
“Sial. Adek Gue juga mau diembat. Emang gak cukup Gue aja yang Elo
embat?” David mencibirkan mulutnya. Keqi diledekin oleh teman-temannya.
“Kayaknya gak cukup deh,” Devon balas mencibir. Sementara yang lain sudah ngakak dari tadi. Puas ngelihat David yang keqi.
“Vid, Vid,” dari kursi bagian belakang mobil Ruben memanggil David.
Dikeraskannya suaranya agar bisa mengalahkan suara ngakak
teman-temannya.
“Apaan Ben?” tanya David.
“Adek Elo si Rafael itu banci ya?” kata Ruben.
“Sial! Enak aja Elo ngatain adek Gue banci,” kata David makin kesal mendengar pernyataan Ruben yang bernada mengejek.
“Hahaha. Marah nih ye. Abisnya Gue bingung, masak adek Elo itu mau ikutan jadi pom-pom boy di grup chearleader sih?” sambung Ruben sambil tertawa geli.
“Bukan berarti jadi pom-pom boy harus banci kan. Setau Gue dia
laki-laki banget kok. Itu kan gara-gara si Cindy ngajak-ngajakin dia.
Gak tau apa maksudnya si Cindy tuh ngajakin anak-anak cowok jadi pom-pom
boy juga,” kata David menerangkan. Tapi keterangannya percuma aja,
karena teman-temannya masih ngakak.
Memang grup chearleader sekolah mereka anggotanya tidaklah
cewek semua. Beberapa ada yang cowok. Termasuk salah satunya si Rafael
adek David yang mereka bicarakan itu. Cowok-cowok yang jadi anggota
chearleader itu dipilih yang berwajah ganteng dan punya stamina tubuh
yang oke. Sehingga mereka tahan menjadi fondasi saat grup chearleader melakukan formasi saling panjat tubuh membentuk piramida.
Sedang cowok-cowok itu ngakak, tiba-tiba Cindy nongol. “Eh pada seneng banget semua. Ngomongin apaan?” tanya Cindy.
“Ngomongin pesta Elo dong Cind,” sahut Wisnu cepat. Cowok-cowok itu
mulai berhenti tertawa. David merasa lega dengan kehadiran Cindy.
Ledekan terhadapnya dan juga adiknya akhirnya berhenti.
“Pada gak sabar Elo ya. Dasar mesum, hehehe,” kata Cindy cengengesan.
“Tau aja deh si Cindy maunya kita,” kata Devon.
“Ndre, udah ngumpul semua bElon temen lo?” tanya Cindy kemudian pada Andre. Tak menanggapi lagi kata-kata Devon.
“Kurang satu Cin. Teman Elo?”
“Udah dong,”
“Bentar lagi ya,”
“Oke. Tapi jangan lama banget. Gue gak enak sama Tante Vonny,”
“Tante Vonny? Elo bawa dia?”
“Iyalah. Kalau Gue gak bawa Tante Vonny, mami mana ngijinin Gue pergi ke Sukabumi. Apalagi bareng-bareng cowok,”
“Entar gimana dong?” Andre terlihat kecewa. Tante Vonny itu adalah
adik bungsu mami Cindy. Usianya hampir 30 tahun. Sudah bekerja menjadi
pramugari di sebuah penerbangan swasta asing. Sampai saat ini belum
menikah.
“Santai aja. Dia maniak sex juga kok. Mami Gue aja yang gak tau kelakuan adik bungsunya. Dia se es sama Gue,”
“Gitu ya,”
“Yoi. Yang penting Elo cowok-cowok maniak siapin aja tuh pentungan.
Jangan sampai koit kena goyangan ngebor kita-kita,” tantang Cindy pada
teman-teman Andre. Cowok-cowok maniak sex didalam mobil itu, tertawa
riuh mendengar tantangan Cindy.
“Gue juga bawa Serly Ndre,” bisik Cindy pada Andre.
“Gila Lo,” ekspresi Andre sangat kaget mendengar bisikan Cindy itu.
Serly ini adalah sepupu Cindy. Usianya masih belia banget. Masih dua
tahun lagi Serly bisa duduk di bangku SMA.
“Dia yang minta. Katanya pengen ngelepas perawannya. Salah sendiri,
siapa suruh doyan nonton bokep,” Cindy masih berbisik. Teman-teman Andre
penasaran dengan apa yang dibisikkan Cindy.
“Entar dia bagian Gue khusus ya sayang,” bujuk Andre.
“Maunya,”
“Plisss,”
“Dasar. Liat entar deh,”
Tak lama Calvin tiba. Begitu Calvin masuk ke dalam mobil, mereka
langsung meluncur meninggalkan halaman parkir sekolah. Cindy menumpang
hingga ke luar sekolah. Katanya teman-temannya dan Tante Vonny sudah
menunggu di dalam mobil di luar sekolah.
Di tepi jalan raya, dekat gerbang sekolah memang sudah menanti mobil
van yang berisi cewek-cewek rombongan Cindy. Mereka cantik-cantik semua.
Yang mengemudikan mobil Tante Vonny. Teman-teman basket Andre semuanya
mElotot melihat tantenya Cindy yang cantik dan bahenol itu. Tante
melepaskan kaca mata hitam yang bertengger diatas hidung mancungnya,
lalu melemparkan senyum menggoda pada cowok-cowok maniak sex didalam
mobil Andre. Sementara teman-temannya terkesima memandangi sang tante,
mata Andre sibuk mencari-cari Serly. Setelah mendapatkan informasi dari
Cindy tadi, tak ada lagi yang pengen dilakukan Andre begitu tiba di
Sukabumi selain menggenjot memek Serly terlebih dahulu. Soalnya sepupu
Cindy yang sangat dikenal Andre itu masih perawan ting ting.
Setelah Cindy berpindah mobil ke mobil yang dikemudikan Tante Vonny,
kemudian kedua mobil van itu berjalan beriringan menuju jalan tol.
Didalam mobil Andre, cowok-cowok itu sibuk membahas Tante Vonny.
“Gue jadi nafsu nih, ngebayangin akan ngerjain Tante Vonny entar,” kata Wisnu.
“Gue juga,” sambar yang laen.
Calvin dan Andre yang duduk di depan hanya tertawa-tawa mendengar
percakapan cabul teman-teman mereka seputar tantenya Cindy itu. Tak lama
mobil Andre sudah berubah jadi ajang cabul cowok-cowok itu. Tak tahan
menahan birahi, akhirnya mereka mulai mengeluarkan kontol masing-masing
dari dalam celana sekolah. Masing-masing mulai mengocok kontol. Tak puas
dengan mengocok sendiri, akhirnya mereka mulai mengocok kontol milik
teman yang duduk disebelah mereka. Malah David dan Devon kemudian
melanjutkan dengan acara sepong-menyepong kontol bergantian. Demikian
juga dengan si kembar yang duduk di belakang. Tak perduli mereka
bersaudara kandung, Robin asik menyElomoti kontol Ruben yang membonggol.
Untunglah kaca mobil Andre cukup gelap, sehingga apa yang dilakukan
oleh cowok-cowok itu tak terlihat dari luar.
Melihat permainan seru teman-temannya, Andre akhirnya bangkit juga
birahinya. Saat mereka sudah meluncur di jalan tol, ditariknya kepala
Calvin ke selangkangannya. “Oral Gue dong, Vin,” katanya. Calvin
tersenyum. Sigap ia segera mempreteli resleting celana Andre. Lalu
dengan lahap dimasukkannya batang kontol Andre yang sudah sangat
dirindukannya itu kedalam mulutnya.
Satu per satu cowok-cowok itu orgasme. Aroma sperma segera memenuhi
mobil yang seluruh jendelanya tertutup rapat itu. Namun mereka cuek.
Mereka sudah terbiasa dengan aroma itu. Malah tanpa jijik cowok-cowok
itu akan langsung menelan sperma temannya yang kebetulan muncrat di
dalam mulut mereka.
Tiba-tiba Andre menepikan mobilnya. Orgasmenya hampir tiba.
Dirasakannya kontolnya sudah berkedut-kedut akan menyemburkan sperma.
Setelah mobil menepi, akhirnya disemburkannya spermanya kedalam mulut
Calvin. Matanya terpejam, bibir bawahnya digigit menahan kenikmatan yang
tiada tara. Jemari tangannya menggenggam kemudi mobil dengan erat.
Nafasnya terdengar mendengus-dengus kuat.
Calvin yang sambil mengoral Andre juga melakukan kocokan di batang
kontolnya sendiri, rupanya akan orgasme juga. “Ohhh… ohhh… Gue hampir
sampe juga nihhh… ohh,” erangnya. Mendengar itu, Andre segera
menundukkan kepalanya menyerbu selangkangan Calvin. Dengan sekuat tenaga
disedotnya batang kontol Calvin yang sedang berkedut-kedut itu. Calvin
mengerang semakin keras. Spermanya menyemprot deras mengisi rongga mulut
Andre. Semua sperma itu langsung ditelan Andre dengan lahap.
Ketika malam menjelang, akhirnya iring-iringan mobil yang membawa
rombongan anak-anak SMA Dwi Warna itu tiba di villa milik keluarga
Cindy. Di pintu gerbang villa itu sudah menyambut Mang Harja dan
putranya, Asep. Keluarga Mang Harja memang bertugas menjaga villa itu.
Dengan tergopoh-gopoh keduanya membuka pintu gerbang, membiarkan
iring-iringan mobil itu memasuki halaman villa yang luas itu.
Setelah dua mobil itu parkir di halaman villa, dengan sigap tanpa
banyak bicara kedua anak-beranak itu mengangkut barang-barang yang
berada dalam mobil. Semua tas ransel yang dibawa oleh rombongan itu
telah selesai mereka angkut ke dalam villa. Selanjutnya mereka
mengangkati empat kerat bir yang dibawa dalam mobil yang dikendarai oleh
Tante Vonny. Cewek-cewek itu membawa persediaan minuman rupanya.
“Mang Harja, makanan udah disiapkan belum?” tanya Cindy.
“Beres den, isteri saya sudah memasaknya sejak tadi siang,”
“Terima kasih ya mang. Sekarang Mang Harja boleh kembali ke rumah
biar disini Asep aja yang tinggal membantu kami,” kata Cindy lagi.
“Baik den,” jawab Mang Harja. Seperti tanpa banyak bicara, Mang Harja
meninggalkan rombongan. Menuju rumahnya yang terletak di belakang villa
itu. Tinggallah Asep bersama-sama dengan rombongan remaja-remaja itu
plus Tante Vonny.
Asep ini masih muda. Usianya sekitar dua puluh tahunan. Seperti
layaknya pemuda desa, tubuhnya kekar terbentuk secara alami karena
bekerja. Meskipun tidak modis seperti remaja kota, tapi Asep cukup enak
dipandang. Wajahnya yang ganteng khas desa itu terlihat sangat jantan.
Bekas-bekas cukuran di rahang, bawah bibir dan dagunya membuatnya
semakin macho.
“Sep, siapkan makan malam kami ya,” kata Cindy padanya.
“Baik den,” jawab Asep, selanjutnya ia menuju dapur. Sedangkan Cindy
kemudian menyuruh teman-temannya untuk beres-beres dahulu sebelum makan
malam. Kepada mereka Cindy menunjukkan kamar yang sudah dipersiapkan
oleh keluarga Mang Harja untuk mereka. Rombongan cewek bergabung dalam
satu kamar, demikian juga rombongan cowok.
“Boleh juga tuh si Asep,” celetuk Andre sembari merebahkan tubuhnya
ke atas tempat tidur besar yang terdapat di kamar para cowok.
“Yoi Ndre. Harus kita coba tuh dia,” sambar Randy cepat. Cowok-cowok
yang lain tertawa-tawa mesum mendengar percakapan dua temannya itu.
Mereka juga ngiler ngelihat Asep.
“Cewek-cewek, kelihatannya juga doyan tuh sama dia,” komentar David.
“Kayaknya iya,” ini komentar Ruben. “Gue lihat tadi cewek-cewek itu gak ada yang melepaskan pandangan dari dia,”
“Kayaknya kontolnya gede ya,” kata Robin.
“Kayaknya sih. Ndre, jangan-jangan si Cindy udah pernah juga ngerasain kontol si Asep,” kata David.
“Gak usah Lo bilang, Gue udah yakin kok Vid. Mana mungkin cewek Gue
itu menyia-nyiakan cowok seperti Asep. Gue tau banget Cindy,” kata
Andre.
“Hehehehe, cemburu ni Ndre,” celetuk Wisnu.
“Gue cemburu? Rugi. Gue juga bisa ngentot sama yang laen kok. Ngapain
cemburu dengan apa yang dikerjain Cindy. Udah, deh. Entar aja gomongin
Asep lagi. Sekarang Elo beres-beres deh. Kalo ada yang mau mandi ya
mandi. Gue dah laper berat nih,” kata Andre.
Cowok-cowok itu segera melepaskan pakaian seragam sekolah yang masih
mereka kenakan sejak berangkat tadi. Dalam keadaan bugil, beramai-ramai
mereka memasuki kamar mandi yang terdapat didalam kamar itu. Sambil
bercanda-canda mereka mandi dengan air hangat yang memancar deras dari
shower. Andre yang berbaring di atas tempat tidur hanya tertawa-tawa
melihat canda mesum teman-temannya di dalam kamar mandi yang sengaja
tidak mereka tutup pintunya itu. Calvin yang paling pemalu bila
ngumpul-ngumpul dengan anak-anak basket terlihat paling sering dicandai
oleh mereka. Misalnya saat Calvin membasahi tubuhnya dibawah shower,
Wisnu memeluknya dari belakang. Lalu digoyang-goyangkannya pantatnya
sehingga kontolnya menggesek-gesek buah pantat Calvin.
Acara mandi rame-rame itu tak berlangsung lama. Perut yang terasa
lapar, membuat mereka tak bersemangat untuk ngesex sambil mandi bareng.
Seusai teman-temannya mandi Andre kemudian mandi sendiri. Tak
berlama-lama ia pun segera menyusul teman-temannya yang sudah
menggenakan pakaian santai plus baju hangat. Hawa dingin Sukabumi yang
merasuk, membuat mereka harus menggenakan baju hangat kalau tidak mau
menggigil kedinginan.
Saat rombongan cowok tiba di dapur, cewek-cewek sudah ngumpul semua
mengelilingi meja makan besar yang ada didapur itu. Sama seperti
cowok-cowok, cewek-cewek itu juga menggenakan baju hangat agar tak
kedinginan. Di atas meja makan sudah terhidang banyak makanan. Dihadapan
Cindy yang duduk pada posisi kursi tengah terlihat kue tar besar plus
lilin-lilin kecil berjumlah enam belas. Begitu melihat rombongan cowok
datang, Cindy segera memanggil Andre untuk duduk disampingnya.
Dengan dipandu oleh Tante Vonny, mereka kemudian menyanyikan lagu
selamat ulang tahun untuk Cindy. Usai menyanyi dilanjutkan dengan
membagi-bagi kue tar itu kepada semua yang hadir. Tentu saja Andre dapat
jatah pertama plus ciuman hot di bibir. Pake acara perang lidah juga si
Andre dan Cindy. Semua yang menyaksikan bersorak riuh.
Setelah semua dapat jatah sepotong kue tar dari Cindy, acara
dilanjutkan dengan makan makanan yang sudah dipersiapkan oleh istri Mang
Harja. Khas Sunda tentu saja. Asep, anak Mang Harja, sibuk melayani
mereka.
Usai makan, Tante Vonny kembali mengambil peran memandu rombongan
remaja itu. Ia mengajak mereka semua menuju ruang tamu. Asep ditinggal
sendiri di dapur untuk membereskan meja makan yang berantakan. Tante
Vonny berpesan pada Asep, agar setelah tuntas membereskan dapur ia turut
bergabung ke ruang tamu.
“Acaranya apa nih Tante?” tanya Andre. “Masak cuman duduk-duduk doang,”
“Sabar dong Ndre. Baru selesai makan juga. Istirahat dulu aja deh
semua,” jawab Tante Vonny tersenyum pada Andre.Ia kemudian menyalakan
sebatang rokok dan menghisapnya sambil duduk disebelah Calvin.
“Yang ini siapa namanya, kok pemalu banget?” tanya sang tante sambil
mengelus dagu Calvin. Anak-anak basket cengengesan melihat Calvin yang
grogi dipepet tante sexy itu.
“Eee… Calvin tante,” jawab Calvin. Saking groginya muka Calvin merah
seperti kepiting rebus. Cowok-cowok yang lain bergerombol mendekati sang
tante dan Calvin. Mereka kemudian mulai ikut merokok bersama sang
tante. Sementara cewek-cewek tersenyum-senyum melihat Calvin yang
malu-malu seperti itu.
“Udah punya cewek belum?” tanya Tante Vonny lagi pada Calvin.
“Mana berani punya cewek tuh si Calvin tante,” kata David. Saat itu ia duduk bersama Indri pacarnya.
“Duh sayang banget dong. Ganteng begini belum punya cewek. Masih perjaka dong,” kata sang tante lagi.
“Perjaka atau enggak, hanya Tuhan lah yang tau,” sela Wisnu. Anak-anak basket yang lain terkikik-kikik. Calvin semakin grogi.
“Kalo gitu, selama disini, tante aja ya jadi cewek Calvin. Mau kan?”
tanya sang tante mengerling nakal kemudian ia menghembuskan asap
rokoknya ke wajah ganteng Calvin. Cowok itu terbatuk-batuk jadinya.
Selanjutnya mereka ngobrol-ngobrol santai. Tante Vonny sangat suka
menggoda cowok-cowok. Dengan cueknya tangan sang tante meremas
selangkangan cowok-cowok itu sambil ngobrol dengan mereka. Tentu saja
mereka sangat suka digoda sang tante seperti itu.
Tak lama kemudian, Asep datang ke ruang tamu. Rupanya ia sudah usai
membereskan dapur. “Dapur sudah saya bersihkan tante,” katanya pada
Tante Vonny.
“Oke deh kalo gitu. Karena sudah ngumpul semua, sekarang kita mulai deh acara pesta ulang tahun Cindy,” kata sang tante.
“Kita mau ngapain nih tante?” tanya Cindy.
“Liat aja. Yang pasti seru. Semuanya harus ngikutin apa yang tante bilang ya, gak boleh ada yang nolak,” kata sang tante.
“Asik,” anak-anak basket kegirangan dibilangin sang tante seperti itu.
“Karena hari ini ulang tahun Cindy, maka kita semua harus memberikan hadiah dulu kepadanya,” kata sang tante.
“Gue ambil hadiah Gue dulu ya tante, tadi Gue letakin di kamar,” kata Silvia.
“Waduh, kita mana ada bawa hadiah tante,” kata anak-anak cowok.
“Gimana sih. Bukan hadiah itu maksud tante. Kalau mau ngasih hadiah
yang biasa itu entar aja. Sekarang ini hadiahnya harus yang luar biasa,”
kata sang tante.
“Maksud tante?” Silvia masih bingung.
“Makanya, ikutin aja apa yang tante bilang. Sekarang yang cowok buka
celana semua deh. Celana dalamnya juga. Elo gak usah buka celana dulu
Ndre. Elo duduk aja disamping Cindy,” kata sang tante melihat Andre juga
sudah bersiap-siap untuk membuka celananya.
Cowok-cowok yang lain segera mengikuti perintah Tante Vonny. Calvin
dan Asep terlihat malu-malu. Mereka belum mulai membuka celananya.
“Calvin dan Asep juga dong,” kata sang tante. Akhirnya dengan
malu-malu mereka melepaskan celana mereka. Tak lama para cowok sudah
melepaskan celana semuanya. Kini mereka hanya menggenakan pakaian atasan
saja. Kontol-kontol mereka yang gede-gede menggantung bebas ditonton
para cewek. Silvia dan Serly terlihat malu-malu menyaksikan para cowok
itu. Sementara Donna dan Indri hanya tertawa-tawa geli.
“Sekarang adalah acara para cowok memberikan hadiah kepada Cindy.
Hadiahnya adalah Cindy dipersilakan untuk mencicipi kontol-kontol mereka
satu persatu. Andre gak boleh protes ya. Ini kan ulang tahun Cindy,”
kata sang tante.
“Oke deh tante,” jawab Andre tersenyum. Dalam hati dia ngomong, boleh
enggak gua kebagian punyanya Asep. Andre pengen mencicipi kontol anak
Mang Harja itu. Soalnya kontol-kontol yang laen udah pernah dicicipinya,
sedangkan perkakas Asep yang gede dan berambut tebal itu belum pernah
dirasakannya. Tapi tak mungkin diucapkannya kata-kata itu, bisa berabe
kan.
“Oke, sekarang siapa yang duluan mau ngasih hadiah ke Cindy?” tanya
sang tante. Anak-anak basket segera maju semuanya. Rupanya semuanya udah
gak sabar pengen disepong Cindy. Tante Vonny tertawa geli melihat
semangat cowok-cowok itu.
“Kalo gitu antre deh. Yang pertama Calvin dulu,” kata sang tante.
Calvin lalu maju mendekati Cindy. Didekatkannya selangkangannya ke depan
wajah Cindy. Matanya memandang Andre meminta persetujuan. Andre
mengangguk padanya, tanda tak keberatan Calvin menyorongkan batangnya ke
mulut pacarnya. Sementara Cindy sudah membuka mulutnya, rupanya dia
sudah tak sabar pengen merasakan barang Calvin.
Kontol Calvin kemudian menyusup kedalam mulut mungil Cindy. Dengan
semangat Cindy kemudian mulai mengulum batang besar yang masih tertidur
itu. Mulutnya menyedot-nyedot. Calvin mengerang keenakan. Cowok-cowok
lain yang menunggu giliran, melihat dengan penuh birahi sambil
mengocok-ngocok kontol mereka sendiri.
Andre hanya bisa menahan ludahnya melihat Cindy dengan sangat
bersemangat menyElomoti batang kontol Calvin. Timbul hasrat didirinya
untuk bisa gantian dengan Cindy mengemut batang itu. Tapi tentu saja tak
mungkin diutarakannya hal itu. Yang dapat dilakukannya hanya mElotot
melihat kelakuan binal kekasihnya pada batang kontol milik sahabat
tersayangnya itu.
Lima menit kemudian Tante Vonny menghentikan oral Cindy pada kontol
Calvin. Meskipun keenakan, Calvin terpaksa melepaskan batang kontolnya
yang sudah banjir dengan ludah itu dari mulut Cindy.
“Gak sampe muncrat tante?” tanya Cindy.
“Enggak sayang. Muncrat-muncratan entar aja. Sekarang gantian,”
David kemudian menggantikan Calvin. Dengan tak sabar disorongkannya
batangnya yang sudah tegak itu kedalam mulut Cindy dalam-dalam.
Akibatnya Cindy tersedak, karena sorongan itu.
“Pelan-pelan dong,” kata Andre pada David.
“Sorry Ndre. Nafsu banget nih,” jawab David nyengir.
Cindy hanya tertawa geli melihat David. Mulutnya kemudian mulai
bekerja di batang kontol itu. “Ndri, lihat nih. Kontol cowok Lo Gue
sElomotin,” katanya lucu pada Indri. Dari tempat duduknya Indri hanya
bisa tertawa saja melihat tontonan mesum itu.
“Cin, oh Cindy,” erang David.
Semua cowok akhirnya mendapat giliran memberikan hadiah pada Cindy.
Termasuk Asep. Saat Cindy menyElomoti batang Asep, Andre tak berkedip
memandangi batang besar milik anak Mang Harja itu. Meskipun sudah sering
melihat batang kontol milik cowok lain, namun batang kontol Asep
benar-benar berbeda dari kontol-kontol lain yang pernah dilihat dan
dicicipi Andre. Kontol Asep sangat gemuk dan berwarna gelap. Jembut
lebat keriting dan kasar menghiasi pangkalnya. Andre membayangkan betapa
lobang pantatnya akan terasa sangat seret apabila dimasuki kejantanan
milik Asep itu.
Asep yang mendapat giliran paling akhir, rupanya sudah tak sanggup
menahan orgasme saat kontolnya bersarang dalam mulut Cindy. Sebentar
saja Asep langsung muncrat didalam mulut cewek Andre itu. Cindy yang tak
sempat melepaskan batang besar itu dari dalam mulutnya, akhirnya
terpaksa menelan seluruh sperma Asep yang menembus kerongkongannya.
“Asep curang nih tante,” kata Cindysesaat setelah mulutnya terbebas dari kontol besar Asep.
“Maaf Non Cindy. Abisnya saya gak nahan lagi sih. Mulut Non Cindy
pinter banget ngisep kontol saya. Lagian dari tadi saya kan udah
ngocok-ngocok kontol sendiri,”
“Ya udah deh Cind, gak papa kan. Itung-itung bonus dari Asep,” kata
sang tante. “Oke deh, sekarang giliran cewek-cewek. Cindy, kamu buka rok
dan celana dalam kamu. Terus ngangkang disitu ya. Andre tetap duduk
disitu dampingin Cindy yah,”
“Andre gak dapet giliran tante? Kontol Andre udah gak nahan nih,” kata Andre pada sang tante.
“Andre kan cowoknya Cindy. Jadi sementara Andre harus dampingin Cindy
dulu. Entar pasti Andre dapat giliran deh. Sabar ya,” bujuk Tante Vonny
sambil mengelus pipi pacar keponakannya itu.
Cindy yang sudah melepaskan celana dalam dan roknya kini mengangkang
lebar di tempat duduknya. Memeknya yang berbulu rimbun dipampangkannya
ke hadapan semua yang hadir. Para cowok mElotot melihat keindahan memek
cewek Andre itu. Itilnya terlihat nongol dari belahan memeknya yang
merah.
“Sekarang cewek-cewek harus menjilati memek Cindy. Ini hadiah dari
para cewek untuk Cindy. Ayo mulai dari Silvia dulu deh,” kata sang
tante.
“Silvia bElon pernah tante,” kata Silvia mencoba menolak.
“Jangan gitu dong. Masak Silvia gak mau ngasih hadiah spesial buat Cindy?”
Akhirnya Silvia mendekat juga ke Cindy. Ia duduk diantara paha Cindy
yang mengangkang. Mulutnya segera mendekati memek Cindy. Sesaat kemudian
Cindy sudah mengerang-erang keenakan. Tangannya meremas-remas bahu
Andre saking tak tahan merasakan kenikmatan mulut Silvia di memeknya.
Cindy mendesis-desis.
“Ndreeehhh ohhhh enak banget,” katanya.
Begitulah. Akhirnya semua cewek menjilati memek Cindy bergantian.
Yang paling hot menjilat tentu saja Tante Vonny. Sepertinya tante Cindy
ini sudah sangat ahli menyElomoti yang namanya memek. Saking enaknya
jilatan Tante Vonny, Cindy sampe orgasme dua kali saat tantenya itu
menjilati memeknya.
Bersambung...
0 komentar: