#6. Serial Andre dan Calvin (Ulang Tahun Cindy)


Sabtu, 04 Mei 2013

Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi

Hari Sabtu akhirnya datang juga. Bagi pelajar ini adalah hari yang paling membahagiakan, karena besok libur sekolah. Masing-masing sudah mempersiapkan rencana week end. Didalam kelas, saat jam pelajaran terakhir, semua siswa SMA Dwi Warna sudah tak sabar menunggu bel tanda sekolah usai segera berbunyi. Guru yang sedang serius menerangkan pelajaran di depan kelas, sudah tak dihiraukan lagi oleh para siswa.

Demikian juga dengan Andre. Sebentar-sebentar matanya sibuk melirik jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang berotot dan ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sepulang sekolah, rencananya Andre dan Cindy akan membawa beberapa orang teman mereka, termasuk Calvin, langsung berangkat menuju Sukabumi. Berpesta di villa milik keluarga Cindy untuk merayakan ulang tahun Cindy. Membayangkan apa yang akan terjadi nanti di Sukabumi membuat Andre tak sabar menunggu jam pelajaran itu segera berakhir.

Andre dan Calvin merencanakan, selain melakukan hiking mengitari kebun teh milik keluarga Cindy, mereka juga akan mengajak teman-teman yang diundang untuk berpesta sex sepuasnya. Pesta sex inilah yang membuat Andre tak sabar. Hampir dua minggu sudah ia tak melakukan aktivitas sex dengan orang lain. Paling-paling untuk memuaskan birahinya yang berlebih Andre melakukan onani. Namun tentu saja kenikmatan coli tak ada artinya dibandingin ngentot dengan orang lain.

Apalagi dalam dua minggu belakangan ini Andre sudah tiga kali memergoki mamanya dan Mas Dharma bersenggama di rumah mereka. Papanya yang belum juga kembali dari tugas ke luar daerah, membuat mamanya bebas sesukanya memuas-muaskan birahi dengan ajudannya yang ganteng itu. Sampai saat ini sang mama tidak menyadari kalau anak semata wayangnya itu, sudah mengetahui perbuatan cabulnya.

Menyaksikan perbuatan mesum sang mama dan ajudannya itu semakin membuat Andre tak tahan menahan gejolak nafsunya. Meskipun pada dasarnya ia tetap kecewa pada sang mama yang berselingkuh. Ia kasihan pada papanya yang dikenalnya sangat bijaksana, berwibawa, dan sayang pada keluarga, ternyata diselingkuhi oleh istri yang sangat dicintainya.

Andre memang sudah merencanakan sekali waktu akan mengerjai sang mama. Ia berniat untuk mengajak seorang cewek, yang sampai sekarang ia masih bingung siapa, untuk ngentot didepan mamanya itu. Agar sang mama syok. Kemudian ia juga merencanakan untuk memperkosa Mas Dharma. Namun sampai saat ini ia belum memiliki kesempatan untuk itu. Namun ia bertekad kuat, rencananya itu harus dapat dilaksanakannya suatu hari. Paling tidak seusai ujian SPMB.

Sebenarnya, untuk menyalurkan birahinya, Andre mudah saja mendapatkan pasangan sex. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, atau Calvin, atau cowok dan cewek lain yang dikenalnya. Namun ia sudah berkomitmen untuk sementara menghentikan dulu, sampai ia benar-benar siap menghadapi ujian akhir.

Dengan bimbingan Calvin, Andre kini sudah merasa siap untuk itu. Calvin memang sangat telaten membimbingnya dalam pelajaran, khususnya fisika. Menjelang ujian akhir nasional minggu depan, Andre merasa ia perlu refreshing untuk menghilangkan kejenuhan. Pesta ulang tahun Cindy, menurutnya adalah momen yang tepat untuknya melakukan refreshing. Dengan cara memuaskan birahinya disana.

Sebagaimana yang direncanakannya bersama-sama Cindy, di Sukabumi nanti mereka bebas untuk berhubungan sex dengan siapa saja yang mereka kehendaki. Cindy tak melarang Andre untuk mengentot teman cewek yang nanti dibawanya. Demikian juga Andre merelakan Cindy untuk ngentot dengan teman-teman cowoknya. Tentu saja permainan cinta sejenis tak dibicarakan Andre pada Cindy. Namun disana nanti Andre punya banyak kesempatan untuk melakukan itu bersama-sama dengan teman-teman cowoknya yang ganteng-ganteng dan jantan.

Akhirnya bel tanda kegiatan sekolah yang dinanti-nantikan Andre berbunyi juga dengan nyaring. Segera ia membereskan buku-bukunya dan kemudian menuju parkir mobil. Hari itu ia memang sengaja tidak mengendarai sepeda motor. Kepada orang tuanya ia minta ijin membawa mobil dan mengatakan akan menginap bersama teman-temannya di Sukabumi.Mama Andre tentu saja mengijinkan tanpa banyak pertanyaan. Dengan kepergian Andre ia bisa lebih leluasa bercumbu dengan ajudannya.

Wisnu, Randy, David, Devon, dan si kembar Robin dan Ruben sudah ngumpul semua di dekat mobilnya saat Andre sampai di parkiran. Lengkap dengan ransel berisi pakaian dan peralatan lain yang dianggap perlu. Hanya Calvin yang belum nongol. Menunggu Calvin mereka masuk ke dalam mobil. Ngobrol-ngobrol mesum seputar apa yang akan mereka lakukan nanti di Sukabumi. Andre sudah menyampaikan rencana pesta sex itu pada mereka semua.

“Entar Gue boleh ngerjain Cindy kan Ndre?” tanya Randy.

“Boleh dong,” jawab Andre cuek.

“Ndre, Silvia ikut kan?” tanya Devon.

“Kayaknya iya,”

“Gue dah lama tuh pengen ngerasain memeknya dia. Kayaknya tebal banget ya,” ini yang ngomong Ruben sambil ketawa mesum.

“Si Silvia biarin jatahnya Calvin dulu Ben. Entar kalo si Calvin udah nancepin kontolnya baru Elo masuk,” kata Andre.

“Emang kenapa Ndre,”

“Tuh anak suka ama Silvia,”

“Oh, gitu,” jawab Ruben.

“Vid, cewek Lo si Indri bisa ikutan?” tanya Wisnu pada David.

“Yoilah,”

“Asik, Gue pengen nyobain dia ah,” sambung Wisnu.

“Dasar bejat Lo,” kata David.

“Hehehe. Kan samma..,” sahut Wisnu.

“Vid, adek Lo si Rafael kok gak diajakin aja sekalian. Biar dia tau kelakuan bejat Elo,” kata Ruben sambil ngakak. David memang punya adik yang juga sekolah di SMA Dwi Warna ini. Masih duduk di kelas satu dia. Namanya Rafael.

“Iya Vid. Adek Elo itu nafsuin juga deh. Biar imut, tapi sexy,” sambung Devon cengengesan.

“Sial. Adek Gue juga mau diembat. Emang gak cukup Gue aja yang Elo embat?” David mencibirkan mulutnya. Keqi diledekin oleh teman-temannya.

“Kayaknya gak cukup deh,” Devon balas mencibir. Sementara yang lain sudah ngakak dari tadi. Puas ngelihat David yang keqi.

“Vid, Vid,” dari kursi bagian belakang mobil Ruben memanggil David. Dikeraskannya suaranya agar bisa mengalahkan suara ngakak teman-temannya.

“Apaan Ben?” tanya David.

“Adek Elo si Rafael itu banci ya?” kata Ruben.

“Sial! Enak aja Elo ngatain adek Gue banci,” kata David makin kesal mendengar pernyataan Ruben yang bernada mengejek.

“Hahaha. Marah nih ye. Abisnya Gue bingung, masak adek Elo itu mau ikutan jadi pom-pom boy di grup chearleader sih?” sambung Ruben sambil tertawa geli.


“Bukan berarti jadi pom-pom boy harus banci kan. Setau Gue dia laki-laki banget kok. Itu kan gara-gara si Cindy ngajak-ngajakin dia. Gak tau apa maksudnya si Cindy tuh ngajakin anak-anak cowok jadi pom-pom boy juga,” kata David menerangkan. Tapi keterangannya percuma aja, karena teman-temannya masih ngakak.

Memang grup chearleader sekolah mereka anggotanya tidaklah cewek semua. Beberapa ada yang cowok. Termasuk salah satunya si Rafael adek David yang mereka bicarakan itu. Cowok-cowok yang jadi anggota chearleader itu dipilih yang berwajah ganteng dan punya stamina tubuh yang oke. Sehingga mereka tahan menjadi fondasi saat grup chearleader melakukan formasi saling panjat tubuh membentuk piramida.

Sedang cowok-cowok itu ngakak, tiba-tiba Cindy nongol. “Eh pada seneng banget semua. Ngomongin apaan?” tanya Cindy.

“Ngomongin pesta Elo dong Cind,” sahut Wisnu cepat. Cowok-cowok itu mulai berhenti tertawa. David merasa lega dengan kehadiran Cindy. Ledekan terhadapnya dan juga adiknya akhirnya berhenti.

“Pada gak sabar Elo ya. Dasar mesum, hehehe,” kata Cindy cengengesan.

“Tau aja deh si Cindy maunya kita,” kata Devon.

“Ndre, udah ngumpul semua bElon temen lo?” tanya Cindy kemudian pada Andre. Tak menanggapi lagi kata-kata Devon.

“Kurang satu Cin. Teman Elo?”

“Udah dong,”

“Bentar lagi ya,”

“Oke. Tapi jangan lama banget. Gue gak enak sama Tante Vonny,”

“Tante Vonny? Elo bawa dia?”

“Iyalah. Kalau Gue gak bawa Tante Vonny, mami mana ngijinin Gue pergi ke Sukabumi. Apalagi bareng-bareng cowok,”

“Entar gimana dong?” Andre terlihat kecewa. Tante Vonny itu adalah adik bungsu mami Cindy. Usianya hampir 30 tahun. Sudah bekerja menjadi pramugari di sebuah penerbangan swasta asing. Sampai saat ini belum menikah.

“Santai aja. Dia maniak sex juga kok. Mami Gue aja yang gak tau kelakuan adik bungsunya. Dia se es sama Gue,”

“Gitu ya,”

“Yoi. Yang penting Elo cowok-cowok maniak siapin aja tuh pentungan. Jangan sampai koit kena goyangan ngebor kita-kita,” tantang Cindy pada teman-teman Andre. Cowok-cowok maniak sex didalam mobil itu, tertawa riuh mendengar tantangan Cindy.

“Gue juga bawa Serly Ndre,” bisik Cindy pada Andre.

“Gila Lo,” ekspresi Andre sangat kaget mendengar bisikan Cindy itu. Serly ini adalah sepupu Cindy. Usianya masih belia banget. Masih dua tahun lagi Serly bisa duduk di bangku SMA.

“Dia yang minta. Katanya pengen ngelepas perawannya. Salah sendiri, siapa suruh doyan nonton bokep,” Cindy masih berbisik. Teman-teman Andre penasaran dengan apa yang dibisikkan Cindy.

“Entar dia bagian Gue khusus ya sayang,” bujuk Andre.

“Maunya,”

“Plisss,”

“Dasar. Liat entar deh,”

Tak lama Calvin tiba. Begitu Calvin masuk ke dalam mobil, mereka langsung meluncur meninggalkan halaman parkir sekolah. Cindy menumpang hingga ke luar sekolah. Katanya teman-temannya dan Tante Vonny sudah menunggu di dalam mobil di luar sekolah.

Di tepi jalan raya, dekat gerbang sekolah memang sudah menanti mobil van yang berisi cewek-cewek rombongan Cindy. Mereka cantik-cantik semua. Yang mengemudikan mobil Tante Vonny. Teman-teman basket Andre semuanya mElotot melihat tantenya Cindy yang cantik dan bahenol itu. Tante melepaskan kaca mata hitam yang bertengger diatas hidung mancungnya, lalu melemparkan senyum menggoda pada cowok-cowok maniak sex didalam mobil Andre. Sementara teman-temannya terkesima memandangi sang tante, mata Andre sibuk mencari-cari Serly. Setelah mendapatkan informasi dari Cindy tadi, tak ada lagi yang pengen dilakukan Andre begitu tiba di Sukabumi selain menggenjot memek Serly terlebih dahulu. Soalnya sepupu Cindy yang sangat dikenal Andre itu masih perawan ting ting.

Setelah Cindy berpindah mobil ke mobil yang dikemudikan Tante Vonny, kemudian kedua mobil van itu berjalan beriringan menuju jalan tol. Didalam mobil Andre, cowok-cowok itu sibuk membahas Tante Vonny.

“Gue jadi nafsu nih, ngebayangin akan ngerjain Tante Vonny entar,” kata Wisnu.

“Gue juga,” sambar yang laen.

Calvin dan Andre yang duduk di depan hanya tertawa-tawa mendengar percakapan cabul teman-teman mereka seputar tantenya Cindy itu. Tak lama mobil Andre sudah berubah jadi ajang cabul cowok-cowok itu. Tak tahan menahan birahi, akhirnya mereka mulai mengeluarkan kontol masing-masing dari dalam celana sekolah. Masing-masing mulai mengocok kontol. Tak puas dengan mengocok sendiri, akhirnya mereka mulai mengocok kontol milik teman yang duduk disebelah mereka. Malah David dan Devon kemudian melanjutkan dengan acara sepong-menyepong kontol bergantian. Demikian juga dengan si kembar yang duduk di belakang. Tak perduli mereka bersaudara kandung, Robin asik menyElomoti kontol Ruben yang membonggol. Untunglah kaca mobil Andre cukup gelap, sehingga apa yang dilakukan oleh cowok-cowok itu tak terlihat dari luar.

Melihat permainan seru teman-temannya, Andre akhirnya bangkit juga birahinya. Saat mereka sudah meluncur di jalan tol, ditariknya kepala Calvin ke selangkangannya. “Oral Gue dong, Vin,” katanya. Calvin tersenyum. Sigap ia segera mempreteli resleting celana Andre. Lalu dengan lahap dimasukkannya batang kontol Andre yang sudah sangat dirindukannya itu kedalam mulutnya.

Satu per satu cowok-cowok itu orgasme. Aroma sperma segera memenuhi mobil yang seluruh jendelanya tertutup rapat itu. Namun mereka cuek. Mereka sudah terbiasa dengan aroma itu. Malah tanpa jijik cowok-cowok itu akan langsung menelan sperma temannya yang kebetulan muncrat di dalam mulut mereka.

Tiba-tiba Andre menepikan mobilnya. Orgasmenya hampir tiba. Dirasakannya kontolnya sudah berkedut-kedut akan menyemburkan sperma. Setelah mobil menepi, akhirnya disemburkannya spermanya kedalam mulut Calvin. Matanya terpejam, bibir bawahnya digigit menahan kenikmatan yang tiada tara. Jemari tangannya menggenggam kemudi mobil dengan erat. Nafasnya terdengar mendengus-dengus kuat.

Calvin yang sambil mengoral Andre juga melakukan kocokan di batang kontolnya sendiri, rupanya akan orgasme juga. “Ohhh… ohhh… Gue hampir sampe juga nihhh… ohh,” erangnya. Mendengar itu, Andre segera menundukkan kepalanya menyerbu selangkangan Calvin. Dengan sekuat tenaga disedotnya batang kontol Calvin yang sedang berkedut-kedut itu. Calvin mengerang semakin keras. Spermanya menyemprot deras mengisi rongga mulut Andre. Semua sperma itu langsung ditelan Andre dengan lahap.

Ketika malam menjelang, akhirnya iring-iringan mobil yang membawa rombongan anak-anak SMA Dwi Warna itu tiba di villa milik keluarga Cindy. Di pintu gerbang villa itu sudah menyambut Mang Harja dan putranya, Asep. Keluarga Mang Harja memang bertugas menjaga villa itu. Dengan tergopoh-gopoh keduanya membuka pintu gerbang, membiarkan iring-iringan mobil itu memasuki halaman villa yang luas itu.

Setelah dua mobil itu parkir di halaman villa, dengan sigap tanpa banyak bicara kedua anak-beranak itu mengangkut barang-barang yang berada dalam mobil. Semua tas ransel yang dibawa oleh rombongan itu telah selesai mereka angkut ke dalam villa. Selanjutnya mereka mengangkati empat kerat bir yang dibawa dalam mobil yang dikendarai oleh Tante Vonny. Cewek-cewek itu membawa persediaan minuman rupanya.

“Mang Harja, makanan udah disiapkan belum?” tanya Cindy.

“Beres den, isteri saya sudah memasaknya sejak tadi siang,”

“Terima kasih ya mang. Sekarang Mang Harja boleh kembali ke rumah biar disini Asep aja yang tinggal membantu kami,” kata Cindy lagi.

“Baik den,” jawab Mang Harja. Seperti tanpa banyak bicara, Mang Harja meninggalkan rombongan. Menuju rumahnya yang terletak di belakang villa itu. Tinggallah Asep bersama-sama dengan rombongan remaja-remaja itu plus Tante Vonny.

Asep ini masih muda. Usianya sekitar dua puluh tahunan. Seperti layaknya pemuda desa, tubuhnya kekar terbentuk secara alami karena bekerja. Meskipun tidak modis seperti remaja kota, tapi Asep cukup enak dipandang. Wajahnya yang ganteng khas desa itu terlihat sangat jantan. Bekas-bekas cukuran di rahang, bawah bibir dan dagunya membuatnya semakin macho.

“Sep, siapkan makan malam kami ya,” kata Cindy padanya.

“Baik den,” jawab Asep, selanjutnya ia menuju dapur. Sedangkan Cindy kemudian menyuruh teman-temannya untuk beres-beres dahulu sebelum makan malam. Kepada mereka Cindy menunjukkan kamar yang sudah dipersiapkan oleh keluarga Mang Harja untuk mereka. Rombongan cewek bergabung dalam satu kamar, demikian juga rombongan cowok.

“Boleh juga tuh si Asep,” celetuk Andre sembari merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur besar yang terdapat di kamar para cowok.

“Yoi Ndre. Harus kita coba tuh dia,” sambar Randy cepat. Cowok-cowok yang lain tertawa-tawa mesum mendengar percakapan dua temannya itu. Mereka juga ngiler ngelihat Asep.

“Cewek-cewek, kelihatannya juga doyan tuh sama dia,” komentar David.

“Kayaknya iya,” ini komentar Ruben. “Gue lihat tadi cewek-cewek itu gak ada yang melepaskan pandangan dari dia,”

“Kayaknya kontolnya gede ya,” kata Robin.

“Kayaknya sih. Ndre, jangan-jangan si Cindy udah pernah juga ngerasain kontol si Asep,” kata David.

“Gak usah Lo bilang, Gue udah yakin kok Vid. Mana mungkin cewek Gue itu menyia-nyiakan cowok seperti Asep. Gue tau banget Cindy,” kata Andre.

“Hehehehe, cemburu ni Ndre,” celetuk Wisnu.

“Gue cemburu? Rugi. Gue juga bisa ngentot sama yang laen kok. Ngapain cemburu dengan apa yang dikerjain Cindy. Udah, deh. Entar aja gomongin Asep lagi. Sekarang Elo beres-beres deh. Kalo ada yang mau mandi ya mandi. Gue dah laper berat nih,” kata Andre.

Cowok-cowok itu segera melepaskan pakaian seragam sekolah yang masih mereka kenakan sejak berangkat tadi. Dalam keadaan bugil, beramai-ramai mereka memasuki kamar mandi yang terdapat didalam kamar itu. Sambil bercanda-canda mereka mandi dengan air hangat yang memancar deras dari shower. Andre yang berbaring di atas tempat tidur hanya tertawa-tawa melihat canda mesum teman-temannya di dalam kamar mandi yang sengaja tidak mereka tutup pintunya itu. Calvin yang paling pemalu bila ngumpul-ngumpul dengan anak-anak basket terlihat paling sering dicandai oleh mereka. Misalnya saat Calvin membasahi tubuhnya dibawah shower, Wisnu memeluknya dari belakang. Lalu digoyang-goyangkannya pantatnya sehingga kontolnya menggesek-gesek buah pantat Calvin.

Acara mandi rame-rame itu tak berlangsung lama. Perut yang terasa lapar, membuat mereka tak bersemangat untuk ngesex sambil mandi bareng. Seusai teman-temannya mandi Andre kemudian mandi sendiri. Tak berlama-lama ia pun segera menyusul teman-temannya yang sudah menggenakan pakaian santai plus baju hangat. Hawa dingin Sukabumi yang merasuk, membuat mereka harus menggenakan baju hangat kalau tidak mau menggigil kedinginan.

Saat rombongan cowok tiba di dapur, cewek-cewek sudah ngumpul semua mengelilingi meja makan besar yang ada didapur itu. Sama seperti cowok-cowok, cewek-cewek itu juga menggenakan baju hangat agar tak kedinginan. Di atas meja makan sudah terhidang banyak makanan. Dihadapan Cindy yang duduk pada posisi kursi tengah terlihat kue tar besar plus lilin-lilin kecil berjumlah enam belas. Begitu melihat rombongan cowok datang, Cindy segera memanggil Andre untuk duduk disampingnya.

Dengan dipandu oleh Tante Vonny, mereka kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Cindy. Usai menyanyi dilanjutkan dengan membagi-bagi kue tar itu kepada semua yang hadir. Tentu saja Andre dapat jatah pertama plus ciuman hot di bibir. Pake acara perang lidah juga si Andre dan Cindy. Semua yang menyaksikan bersorak riuh.

Setelah semua dapat jatah sepotong kue tar dari Cindy, acara dilanjutkan dengan makan makanan yang sudah dipersiapkan oleh istri Mang Harja. Khas Sunda tentu saja. Asep, anak Mang Harja, sibuk melayani mereka.

Usai makan, Tante Vonny kembali mengambil peran memandu rombongan remaja itu. Ia mengajak mereka semua menuju ruang tamu. Asep ditinggal sendiri di dapur untuk membereskan meja makan yang berantakan. Tante Vonny berpesan pada Asep, agar setelah tuntas membereskan dapur ia turut bergabung ke ruang tamu.

“Acaranya apa nih Tante?” tanya Andre. “Masak cuman duduk-duduk doang,”

“Sabar dong Ndre. Baru selesai makan juga. Istirahat dulu aja deh semua,” jawab Tante Vonny tersenyum pada Andre.Ia kemudian menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya sambil duduk disebelah Calvin.

“Yang ini siapa namanya, kok pemalu banget?” tanya sang tante sambil mengelus dagu Calvin. Anak-anak basket cengengesan melihat Calvin yang grogi dipepet tante sexy itu.

“Eee… Calvin tante,” jawab Calvin. Saking groginya muka Calvin merah seperti kepiting rebus. Cowok-cowok yang lain bergerombol mendekati sang tante dan Calvin. Mereka kemudian mulai ikut merokok bersama sang tante. Sementara cewek-cewek tersenyum-senyum melihat Calvin yang malu-malu seperti itu.

“Udah punya cewek belum?” tanya Tante Vonny lagi pada Calvin.

“Mana berani punya cewek tuh si Calvin tante,” kata David. Saat itu ia duduk bersama Indri pacarnya.

“Duh sayang banget dong. Ganteng begini belum punya cewek. Masih perjaka dong,” kata sang tante lagi.

“Perjaka atau enggak, hanya Tuhan lah yang tau,” sela Wisnu. Anak-anak basket yang lain terkikik-kikik. Calvin semakin grogi.

“Kalo gitu, selama disini, tante aja ya jadi cewek Calvin. Mau kan?” tanya sang tante mengerling nakal kemudian ia menghembuskan asap rokoknya ke wajah ganteng Calvin. Cowok itu terbatuk-batuk jadinya.

Selanjutnya mereka ngobrol-ngobrol santai. Tante Vonny sangat suka menggoda cowok-cowok. Dengan cueknya tangan sang tante meremas selangkangan cowok-cowok itu sambil ngobrol dengan mereka. Tentu saja mereka sangat suka digoda sang tante seperti itu.

Tak lama kemudian, Asep datang ke ruang tamu. Rupanya ia sudah usai membereskan dapur. “Dapur sudah saya bersihkan tante,” katanya pada Tante Vonny.

“Oke deh kalo gitu. Karena sudah ngumpul semua, sekarang kita mulai deh acara pesta ulang tahun Cindy,” kata sang tante.

“Kita mau ngapain nih tante?” tanya Cindy.

“Liat aja. Yang pasti seru. Semuanya harus ngikutin apa yang tante bilang ya, gak boleh ada yang nolak,” kata sang tante.

“Asik,” anak-anak basket kegirangan dibilangin sang tante seperti itu.

“Karena hari ini ulang tahun Cindy, maka kita semua harus memberikan hadiah dulu kepadanya,” kata sang tante.

“Gue ambil hadiah Gue dulu ya tante, tadi Gue letakin di kamar,” kata Silvia.

“Waduh, kita mana ada bawa hadiah tante,” kata anak-anak cowok.

“Gimana sih. Bukan hadiah itu maksud tante. Kalau mau ngasih hadiah yang biasa itu entar aja. Sekarang ini hadiahnya harus yang luar biasa,” kata sang tante.

“Maksud tante?” Silvia masih bingung.

“Makanya, ikutin aja apa yang tante bilang. Sekarang yang cowok buka celana semua deh. Celana dalamnya juga. Elo gak usah buka celana dulu Ndre. Elo duduk aja disamping Cindy,” kata sang tante melihat Andre juga sudah bersiap-siap untuk membuka celananya.


Cowok-cowok yang lain segera mengikuti perintah Tante Vonny. Calvin dan Asep terlihat malu-malu. Mereka belum mulai membuka celananya.

“Calvin dan Asep juga dong,” kata sang tante. Akhirnya dengan malu-malu mereka melepaskan celana mereka. Tak lama para cowok sudah melepaskan celana semuanya. Kini mereka hanya menggenakan pakaian atasan saja. Kontol-kontol mereka yang gede-gede menggantung bebas ditonton para cewek. Silvia dan Serly terlihat malu-malu menyaksikan para cowok itu. Sementara Donna dan Indri hanya tertawa-tawa geli.

“Sekarang adalah acara para cowok memberikan hadiah kepada Cindy. Hadiahnya adalah Cindy dipersilakan untuk mencicipi kontol-kontol mereka satu persatu. Andre gak boleh protes ya. Ini kan ulang tahun Cindy,” kata sang tante.

“Oke deh tante,” jawab Andre tersenyum. Dalam hati dia ngomong, boleh enggak gua kebagian punyanya Asep. Andre pengen mencicipi kontol anak Mang Harja itu. Soalnya kontol-kontol yang laen udah pernah dicicipinya, sedangkan perkakas Asep yang gede dan berambut tebal itu belum pernah dirasakannya. Tapi tak mungkin diucapkannya kata-kata itu, bisa berabe kan.

“Oke, sekarang siapa yang duluan mau ngasih hadiah ke Cindy?” tanya sang tante. Anak-anak basket segera maju semuanya. Rupanya semuanya udah gak sabar pengen disepong Cindy. Tante Vonny tertawa geli melihat semangat cowok-cowok itu.

“Kalo gitu antre deh. Yang pertama Calvin dulu,” kata sang tante. Calvin lalu maju mendekati Cindy. Didekatkannya selangkangannya ke depan wajah Cindy. Matanya memandang Andre meminta persetujuan. Andre mengangguk padanya, tanda tak keberatan Calvin menyorongkan batangnya ke mulut pacarnya. Sementara Cindy sudah membuka mulutnya, rupanya dia sudah tak sabar pengen merasakan barang Calvin.

Kontol Calvin kemudian menyusup kedalam mulut mungil Cindy. Dengan semangat Cindy kemudian mulai mengulum batang besar yang masih tertidur itu. Mulutnya menyedot-nyedot. Calvin mengerang keenakan. Cowok-cowok lain yang menunggu giliran, melihat dengan penuh birahi sambil mengocok-ngocok kontol mereka sendiri.

Andre hanya bisa menahan ludahnya melihat Cindy dengan sangat bersemangat menyElomoti batang kontol Calvin. Timbul hasrat didirinya untuk bisa gantian dengan Cindy mengemut batang itu. Tapi tentu saja tak mungkin diutarakannya hal itu. Yang dapat dilakukannya hanya mElotot melihat kelakuan binal kekasihnya pada batang kontol milik sahabat tersayangnya itu.

Lima menit kemudian Tante Vonny menghentikan oral Cindy pada kontol Calvin. Meskipun keenakan, Calvin terpaksa melepaskan batang kontolnya yang sudah banjir dengan ludah itu dari mulut Cindy.

“Gak sampe muncrat tante?” tanya Cindy.

“Enggak sayang. Muncrat-muncratan entar aja. Sekarang gantian,”

David kemudian menggantikan Calvin. Dengan tak sabar disorongkannya batangnya yang sudah tegak itu kedalam mulut Cindy dalam-dalam. Akibatnya Cindy tersedak, karena sorongan itu.

“Pelan-pelan dong,” kata Andre pada David.

“Sorry Ndre. Nafsu banget nih,” jawab David nyengir.

Cindy hanya tertawa geli melihat David. Mulutnya kemudian mulai bekerja di batang kontol itu. “Ndri, lihat nih. Kontol cowok Lo Gue sElomotin,” katanya lucu pada Indri. Dari tempat duduknya Indri hanya bisa tertawa saja melihat tontonan mesum itu.

“Cin, oh Cindy,” erang David.

Semua cowok akhirnya mendapat giliran memberikan hadiah pada Cindy. Termasuk Asep. Saat Cindy menyElomoti batang Asep, Andre tak berkedip memandangi batang besar milik anak Mang Harja itu. Meskipun sudah sering melihat batang kontol milik cowok lain, namun batang kontol Asep benar-benar berbeda dari kontol-kontol lain yang pernah dilihat dan dicicipi Andre. Kontol Asep sangat gemuk dan berwarna gelap. Jembut lebat keriting dan kasar menghiasi pangkalnya. Andre membayangkan betapa lobang pantatnya akan terasa sangat seret apabila dimasuki kejantanan milik Asep itu.

Asep yang mendapat giliran paling akhir, rupanya sudah tak sanggup menahan orgasme saat kontolnya bersarang dalam mulut Cindy. Sebentar saja Asep langsung muncrat didalam mulut cewek Andre itu. Cindy yang tak sempat melepaskan batang besar itu dari dalam mulutnya, akhirnya terpaksa menelan seluruh sperma Asep yang menembus kerongkongannya.

“Asep curang nih tante,” kata Cindysesaat setelah mulutnya terbebas dari kontol besar Asep.

“Maaf Non Cindy. Abisnya saya gak nahan lagi sih. Mulut Non Cindy pinter banget ngisep kontol saya. Lagian dari tadi saya kan udah ngocok-ngocok kontol sendiri,”

“Ya udah deh Cind, gak papa kan. Itung-itung bonus dari Asep,” kata sang tante. “Oke deh, sekarang giliran cewek-cewek. Cindy, kamu buka rok dan celana dalam kamu. Terus ngangkang disitu ya. Andre tetap duduk disitu dampingin Cindy yah,”

“Andre gak dapet giliran tante? Kontol Andre udah gak nahan nih,” kata Andre pada sang tante.

“Andre kan cowoknya Cindy. Jadi sementara Andre harus dampingin Cindy dulu. Entar pasti Andre dapat giliran deh. Sabar ya,” bujuk Tante Vonny sambil mengelus pipi pacar keponakannya itu.

Cindy yang sudah melepaskan celana dalam dan roknya kini mengangkang lebar di tempat duduknya. Memeknya yang berbulu rimbun dipampangkannya ke hadapan semua yang hadir. Para cowok mElotot melihat keindahan memek cewek Andre itu. Itilnya terlihat nongol dari belahan memeknya yang merah.

“Sekarang cewek-cewek harus menjilati memek Cindy. Ini hadiah dari para cewek untuk Cindy. Ayo mulai dari Silvia dulu deh,” kata sang tante.

“Silvia bElon pernah tante,” kata Silvia mencoba menolak.

“Jangan gitu dong. Masak Silvia gak mau ngasih hadiah spesial buat Cindy?”

Akhirnya Silvia mendekat juga ke Cindy. Ia duduk diantara paha Cindy yang mengangkang. Mulutnya segera mendekati memek Cindy. Sesaat kemudian Cindy sudah mengerang-erang keenakan. Tangannya meremas-remas bahu Andre saking tak tahan merasakan kenikmatan mulut Silvia di memeknya. Cindy mendesis-desis.

“Ndreeehhh ohhhh enak banget,” katanya.

Begitulah. Akhirnya semua cewek menjilati memek Cindy bergantian. Yang paling hot menjilat tentu saja Tante Vonny. Sepertinya tante Cindy ini sudah sangat ahli menyElomoti yang namanya memek. Saking enaknya jilatan Tante Vonny, Cindy sampe orgasme dua kali saat tantenya itu menjilati memeknya.

Bersambung...

0 komentar: