Created and Story by: NicoLast
Edited by: Edy Cahyadi
Edited by: Edy Cahyadi
Calvin bukan anggota tim basket sekolah, namun kini ia tak asing lagi
dengan komunitas itu. Berkat Andre, Calvin bisa memasuki pergaulan
anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMA Dwi Warna.
Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada
memek cewek dan silit cowok itu, Calvin jadi pengen ikutan gabung
berpesta sex dengan kumpulan cowok ganteng dan macho-macho itu. Lalu ia
mengutarakan keinginannya itu pada Andre saat mereka sedang melepas
lelah seusai memacu birahi di kamar Andre selepas belajar bersama.
Keinginan Calvin itu ditanggapi Andre dengan gembira.
“Gue omongin ke anak-anak dulu ya,” kata Andre sambil mencium pipi
temannya itu dengan sayang.
“Lagian Gue pengen latihan lagi nih, udah
lama banget gak pernah latihan.”
“Pengen latihan karena emang udah lama gak latihan, atau karena udah lama gak ngentot rame-rame dengan mereka?” goda Calvin.
“Dua-duanya, hehehe,” jawab Andre manyun. Calvin segera melumat bibir manyun itu dengan penuh semangat.
Gayung bersambut. Anak-anak basket setuju dengan keinginan Calvin
yang disampaikan Andre. Jadwal pesta sex pun segera disusun. Kalau tak
ada aral melintang usai latihan basket pada hari minggu ini pesta sex
itu akan dilangsungkan.
Minggu pagi Calvin sudah bersiap-siap di rumahnya menantikan
kedatangan Andre menjeputnya. Cowok itu sempat gelisah, menyangka pesta
sex batal karena sampai jam sembilan pagi menunggu Andre belum juga
nongol. Padahal sesuai kesepakatan mereka akan berangkat jam setengah
delapan pagi. Calvin tentu saja tidak mengetahui keterlambatan Andre
karena asik menonton persenggamaan mamanya dengan Mas Dharma. Ketika
akhirnya Andre tiba di rumah Calvin hampir pukul sepuluh pagi, dengan
gembira Calvin menyambutnya di gerbang rumah. Keduanya langsung
berangkat ke sekolah karena disanalah anak-anak basket melakukan latihan
mereka.
Minggu pagi itu anak-anak basket yang menghadiri latihan basket lebih
ramai dari biasanya. Anggota-anggota yang sudah jarang latihan karena
mempersiapkan diri untuk persiapan ujian akhir dan SPMB seperti Andre,
banyak juga yang datang. Tak kurang dari tiga puluh remaja hadir dalam
latihan basket kali ini. Rupanya berita dari mulut ke mulut tentang akan
diadakannya pesta sex khusus, dengan menghadirkan Calvin sebagai
bintang tamu sudah menyebar secara luas di antara anggota basket. Melihat begitu banyaknya anggota basket yang hadir, Calvin sempat ciut juga nyalinya.
“Gila Ndre. Rame banget, mana kuat Gue,” bisiknya pada Andre.
“Habisnya selebritisnya datang sih. Santai aja men. Makin rame makin seru tau,”
“Sadis!”
“Hehehehe,”
Selama latihan basket dilangsungkan, anak-anak basket semuanya
berlatih secara bergantian. Diantara mereka tak ada satupun yang
menghiraukan kehadiran Calvin. Semuanya cuek dan sibuk berlatih, atau
menonton dari tepi lapangan. Bila Andre ikut turun bermain ke lapangan,
maka Calvin hanya duduk sendiri. Tak ada yang menyapanya, tak ada yang
mengajaknya ngobrol, atau sekadar senyum doang. Calvin kembali ragu,
apakah acara pesta sex memang benar-benar akan dilangsungkan seusai
latihan atau tidak.
“Jadi apa enggak sih Ndre?” bisik Calvin, saat Andre mendekatinya untuk berisitirahat sejenak, seusai latihan.
“Apanya?” tanya Andre kembali, sambil tangannya mengelap keringat yang membasahi wajah gantengnya.
“Pesta sexnya,”
“Oooo, jadi dong, emang kenapa? Udah gak sabar ya?” goda Andre.
“Bukan gitu. Kok anak-anak cuek semua ke Gue?”
“Maksud Elo?”
“Katanya Gue selebritisnya hari ini, kok anak-anak satupun gak ada yang nyapa Gue?”
“Hehehehe. Ge er banget sih. Pengen disapa atau pengen digodain mereka?”
“Yeeeee…, bukan gitu,”
“Santai aja, anak-anak memang begitu, kalau udah latihan semuanya
serius. Gak ada yang diperhatiin kecuali permainan di lapangan. Entar
kalo udah ngentot ya serius juga. Gak ada yang diperhatiin selain
ngentot, hehehehe. Yang penting, Elo siap-siapin fisik aja ya. Tu
anak-anak satu per satu bakal ngerjain Elo, sampe Elo pingsan, hehehe,”
Hampir jam dua belas siang akhirnya latihan basket usai. Semua
anggota basket istirahat sambil minum-minum dan menyantap makanan kecil.
Tak ada lagi yang menggenakan kaos basket. Semuanya bertelanjang dada
memamerkan otot-otot remaja mereka yang mengkilap karena basah oleh
keringat. Mata Calvin melirik kian kemari bak penari Bali, memandangi
mereka semua. Jakunnya naik turun saking nafsunya menyaksikan
pemandangan bagus di depannya itu.
“Guys, kenalin teman Gue nih. Calvin,” seru Andre tiba-tiba
pada anak-anak basket yang sedang asik melepas lelah. Serempak ketiga
puluh pasang mata itu menoleh pada Calvin, menatapnya tajam dari atas ke
bawah, membuat cowok ganteng itu salah tingkah.
“Boleh juga,”
“Lumayan,”
“Udah punya cewek bElom?”
“Pemalu banget,”
“Anak mami ya,”
Segala macam komentar dari mulut anak-anak basket segera memenuhi
ruangan. Calvin semakin salah tingkah. Apalagi ketika komentar yang
timbul semakin mengarah-arah ke percabulan. Mukanya merah padam,
sementara Andre yang duduk disampingnya, hanya cengar-cengir mesum.
“Masih perjaka ya Ndre?”
“Udah Lo kerjain dong Ndre,”
“Gede gak?”
“Masih sempit dong,”
Remaja-remaja SMA itu terus berkomentar. Sambil tertawa-tawa nakal.
Malah ada yang mulai meremas-remas selangkangannya sendiri. Jantung
Calvin berdebar keras, antara malu dan nafsu yang semakin menggElora.
Kemudian salah seorang dari mereka mendekati tempat Calvin dan Andre
duduk. Namanya David, siswa turunan China yang masih duduk di kelas dua.
Wajahnya imut, mirip Ekin Cheng pemain film Hong Kong. David berdiri
tepat di hadapan Andre. Tanpa banyak bicara, dengan sekali hentakan anak
itu menurunkan celana basket sekaligus celana dalamnya. Kontolnya yang
besar dan tidak disunat langsung disorongkannya ke bibir tipis Andre.
Sambil tersenyum Andre segera memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya.
Anak-anak basket yang lain tertawa-tawa riuh. Calvin pura-pura membuang
muka. Pesta sex dimulai sudah.
“Kok malu-malu sih? Gue tau kalo Elo juga pengen,” kata David sambil
menarik dagu Calvin agar dapat menyaksikan oral yang dilakukan Andre
pada kontolnya. Calvin hanya mampu menelan ludahnya menyaksikan
bagaimana mulut Andre asik memuluti batang besar kemerahan itu. Tak
disadarinya kalau dua orang anak basket lainnya mendekati tempat
duduknya.
“Kalo pengen, langsung aja Vin. Nih kami beri Elo dua sekaligus,” itu
suara Dhimas. Calvin menolehkan kepalanya ke atas ke arah datangnya
suara itu. Dua wajah ganteng milik Dhimas dan Taufik tersenyum mesum
padanya. Kepala kontol mereka sudah menggesek-gesek pipinya.
“Cicipin nih kontol Gue. Gak usah malu-malu,” kata Taufik, anak 3 IPA
asal Ternate. Calvin menurunkan pandangannya. Didepannya sudah
terhidang dua batang kontol besar. Kontol Dhimas yang duduk di kelas 3
IPS itu juga tidak disunat seperti David. Sedangkan kontol Taufik
disunat.
“Kulum dong Vin, hmmmppppp,” kata Andre padanya, sambil terus
memuluti batang kontol David. Dengan ragu Calvin menggenggam kedua
batang kontol itu dengan kedua tangannya. Tangan kiri menggenggam milik
Dhimas, sedangkan tangan kanannya menggenggam milik Taufik. Ia
meleletkan lidahnya, menjilat kepala kontol itu satu per satu
bergantian.
“Gitu dong,” kata Dhimas dan Taufik serempak. Mereka tertawa-tawa
menyaksikan apa yang dilakukan Calvin. Anak-anak basket yang lain juga
mulai sibuk memuaskan birahi masing-masing. Mereka saling merangsang.
Ada yang langsung mengulum kontol milik temannya. Ada yang asik
menjilat-jilat bagian-bagian tubuh milik temannya, seperti pentil, dada,
ketiak, perut dan lain sebagainya. Suasana lapangan basket berubah jadi
ajang percabulan remaja-remaja gila sex. Suara erangan, desahan,
ditingkahi dengan tawa-tawa renyah mereka memenuhi ruangan.
Calvin semakin bersemangat. Kini dua batang kontol itu sudah asik
dikulumnya. Kadangkala ia mencoba memasukkan sekaligus dua batang kontol
itu. Dhimas dan Taufik mengerang semakin keras. Mereka sangat keenakan
oleh perlakuan Calvin. Jemari tangan mereka sibuk meremas-remas rambut
kepala Calvin.
Andre yang duduk di sebelah Calvin sudah mulai meningkatkan aktivitasnya. Mulut dan lidahnya asik melakukan rimming
di celah pantat David. Cowok kelas dua itu merem melek keenakan dalam
posisi mengangkang membelakangi Andre. Tubuhnya membungkuk seperti orang
sedang sholat, kedua tangannya bertumpu pada betisnya. Sementara itu,
tubuh atletis Andre asik dijilati oleh Ruben dan Robin. Dua cowok macho
kembar identik yang masih duduk di kelas satu. Sesekali Calvin melirik
Andre yang meringis-ringis keenakan oleh ulah kedua cowok kembar yang
kaya bulu-bulu halus itu. Dalam hatinya ia ingin juga diperlukan seperti
itu.
Wisnu kemudian mendekati Calvin, Dhimas, dan Taufik. Mulutnya
langsung menjilati dada Dhimas dan Taufik bergantian. “Gantian dong, Gue
dikulum Calvin juga,” katanya. Dhimas lalu menarik batang kontolnya
yang penuh ludah dari mulut Calvin. Wisnu segera menggantikan posisi
Dhimas. Sedangkan Dhimas kemudian duduk disebelah Calvin. Kepalanya
langsung menyantap batang kontol Calvin.
Sejenak Calvin terperangah memandang perkakas Wisnu. Apa yang
dikatakan Andre padanya ternyata benar. Batang kontol cowok Bali itu
benar-benar besar dan diramaikan dengan urat-urat. Berwarna gelap dan
dipenuhi jembut keriting yang lebat. Tak berlama-lama Calvin langsung
memasukkan batang besar itu ke dalam mulutnya. Kemudian berkonsentrasi
menyElomoti batang besar itu. Batang Taufik yang kalah gede dari milik
Wisnu dicuekinnya. Karena dicuekin, Taufik mengikuti Dhimas berbaring
disebelah Calvin. Bersama Dhimas, Taufik menyElomoti batang kontol
Calvin.
Pesta sex semakin panas saja. Anak-anak basket yang lain juga pengen
merasakan mulut Calvin. Sedang asik-asiknya Calvin memuluti peralatan
Wisnu tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang. Batang kontol Wisnu
yang belepotan ludahnya tercerabut dari mulutnya.
“Apa-apaan sih Lo Chan? Gangguin orang yang lagi asik aja Lo,” protes Wisnu pada Chandra, cowok yang tadi menarik tubuh Calvin.
“Iya nih, Chandra. Gua dan Taufik kan lagi asik juga,” sambung Dhimas.
“Hehehehe. Gantian dong. Anak-anak laen kan juga pengen ngerasain
mulut binal si Calvin. Liat tuh,” tanggap Chandra cuek. Ia menarik
Calvin ke tengah lapangan. Disana sudah berbaris tak kurang dari sepuluh
orang remaja ganteng dengan menggenggam dan mengocok-ngocok batang
kontol mereka yang mengacung tegak. Mereka cengengesan memandangi
Calvin, Wisnu, Dhimas, dan Taufik.
“Hehehe. Jangan makan sendiri dong,” kata Andre ditengah-tengah
permainannya dengan David, Ruben, dan Robin. Saat ini ia sedang
mengulumi batang kontol Ruben. Sementara Robin mengulum kontolnya dan
David mengulum kontol Robin.
Tak lama Calvin sudah sibuk melakukan oral pada sepuluh remaja yang
berangkulan tangan dibahu dan berdiri rapat mengelilinginya. Ia tak lagi
memperhatikan siapa saja pemilik kontol-kontol besar yang tertawa-tawa
mengelilinginya itu. Jantungnya berdegup kencang karena sangat
terangsang. Gimana enggak terangsang? Sepuluh batang kontol besar
mengelilingi dirinya. Saat mulutnya serius dengan satu atau dua batang
kontol, batang-batang kontol yang lain menggodanya dengan
menggesek-gesek kepalanya, lehernya, pipinya. Meminta untuk segera
dikulum oleh Calvin.
Tiba-tiba terdengar suara racauan yang keras dari arah tiang ring
basket. “Ohhhh… yessshh…, lebih cepathh… ohhhh… kerashhh… ohhhhhhhh…,”
Calvin menghentikan kulumannya sejenak. Ia menoleh ke arah racauan
itu. Di tiang ring dilihatnya Dhimas sedang disodomi oleh Wisnu dengan
gerakan pantat yang cepat dan keras. Suara tepukan pahanya beradu dengan
buah pantat Dhimas bergema memenuhi ruangan. Racauan itu berasal dari
mulut Dhimas yang merem melek keenakan. Sementara itu Taufik asik
mengulumi batang kontol Dhimas yang tegak.
Sementara itu di sudut merah, eh di sudut yang lain, Andre juga sudah
melakukan penetrasi pada lobang pantat David yang tadi di rimmingnya.
David menungging di lantai lapangan basket, disodomi oleh Andre.
Sementara Andre disodomi oleh Robin. Sedangkan Ruben berbaring telentang
dibawah David, mulutnya dientot oleh batang kontol David. Mereka
berempat bergerak ritmis sambil mengerang-erang dan meracau keenakan.
Kembali Calvin ditarik oleh seseorang. Saat itu ia sedang asik
mengulum batang kontol Chandra. Rupanya yang menariknya kali ini adalah
Randy.
“Mau ngapain Ran?” tanya Chandra.
“Gak bosen Lo disepong mulu? Sekarang udah waktunya ngentotin dia,”
jawab Randy, si imut yang wajahnya dihiasi kumis, cambang dan jenggot
tipis itu. Randy ini turunan Pakistan, sekilas wajahnya mirip dengan
Hrithik Roshan pemain film India yang sedang naik daun itu.
Randy kemudian menyuruh Calvin menungging. Mulutnya segera
mempereteli lobang pantat Calvin yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Celah
sempit kemerahan milik Calvin dijilatinya dengan penuh nafsu. Dalam
kesehariannya di sekolah Randy ini terkenal sangat dingin dan alim.
Namun ternyata kalau sudah nafsu, seperti saat ini, dia sangat liar dan
buas. Lidahnya menari-nari menerobos celah sempit Calvin.
Aksi Randy disusul oleh Razak, cowok kelas satu blasteran Betawi dan Padang. Mulutnya segera melakukan rimming
di lobang pantat Randy. Dibelakang Razak ada Devon, cowok kelas dua
yang juga turunan China seperti David. Dibelakangnya ada Chandra, lalu
cowok lain, hingga akhirnya sepuluh cowok yang tadi menggilir Calvin
kini asik saling me-rimming seperti sedang bermain kereta api.
Mulut, lidah, dan jari jemari mereka sibuk mengerjai celah lobang pantat
milik teman di depannya masing-masing.
Setelah merasa cukup melakukan rimming, dengan arahan dari
Randy, mereka kemudian melakukan sodomi berantai dalam posisi menyikukan
kaki di lantai. Calvin paling depan disodomi oleh Randy. Tangan Randy
sibuk mengocok-ngocok batang kontol Calvin.
Dalam waktu berselang lima menit, mereka kemudian bergantian
menyodomi Calvin dalam posisi tetap berantai. Rupanya permainan mereka
membuat teman-teman yang lain ikut bergabung. Wisnu langsung mengambil
posisi di depan Calvin. Batang kontol Calvin segera dibenamkannya ke
dalam lobang pantatnya. Taufik tak mau ketinggalan. Dimasukkannya batang
besar Wisnu ke lobang pantatnya sebelum keduluan Dhimas. Akhirnya
Dhimas disodomi oleh Taufik. Andre menyusul memasukkan batang kontol
Dhimas sambil terus mengentot David. Didepan David ada Ruben yang
menyodomi kembarannya sendiri, Ruben.
Sodomi berantai itu akhirnya disudahi dengan orgasme bersama didalam
lobang pantat teman yang berada didepannya. Ruben yang berada dibarisan
paling depan menyemburkan spermanya ke lantai.
Bersambung
0 komentar: