[Elmo]
Tok...... Tok...... Tok...
"Permisi dok." sambil mengetuk pintu kamar dokter jaga. Tidak ada jawaban. Kulakukan sekali lagi. Namun tetap tidak adarespon. Aku tarik nafas sedalam mungkin satu kali. Mengumpulkan nyali untuk membuka pintu.
Lampu kamar dimatikan, sehingga hanya cahaya dari luar kamar yang remang-ramang membantuku mencari dokter Bella, asisten bedah malam ini. Ku keluarkan hapeku untuk membantuku mencari dokter Bella diantara asisten-asisten lain yang sedang tidur denganmenyembunyikan tubuh mereka di dalam selimut.
Kulirik jam di hapeku 02:17, aku arahkan ke beberapa orang yang tertidur disana. Tidak mudah mencari, karena hampir semuanya menutupi kepala mereka juga. AC sangat dingin dalam kamar jaga ini. Pasti nyaman sekali menyembunyikan tubuh di dalam selimut tebal salah satu dari mereka.
HUAHHHHH! aku menguap.
Ku perhatikan barang-barang yang tergeletakdisamping kepala-kepala tertutup selimut itu. Aku mengenali hape dokter Bella yang diletakkan di samping kepalanya. Semakin kuamati semakin yakin bahwa ini memang dokter yang kucari.
"dok." bisik ku sambil sedikit mengguncang tubuh orang yang kumaksud.
"Eeehhhh...!" orang yang kumaksud membukamukanya, dan melihatku dengan malas. Dokter Bella. Dokter Bella berganti posisi dan membelakangiku sambil menarik selimutnyamelintasi kepalanya. aku diam saja sejenak.
"Keenaapaa....?" tanya sosok itu dari balik selimut. Aku tidak mendengar sepenuhnya apa yang dia katakan. Aku hanya menebak bahwa ia mau aku mengatakan apa tujuanku membangunkanku.
"em... ada pasien... diem... resus..... dok." jawabku mulai gugup. Kutarik nafas dalam.
"HAH!?" dokter Bella berseru kaget, dia membuat gerakan tiba-tida menghadapkan mukanya ke arahku dan membuka selimut yang menutupi wajahnya.
Sesaat mata kami saling pandang. Aku melihatkedua mata merahnya yang terbelalak, ekspresi wajahnya yang kaget seolah-olang aku baru menyampaikan sebuah kabar kematian salah satu kerabatnya. Aku tidak tahu apa yang dilihatnya dariku.
" Kenapa baru bilang de!" lanjutnya gusar. Diasegera bangkit dan menuju cermin. Dia berusaha merapihkan rambut panjangnya yang ikal. Aku diam mematung dibelakangnya, menunggu perintah.
Dari cermin dia melirikku. Sesaat dia seperti menyadari sesuatu.
"laporkan!"perintahnya.
"Pasien seorang pria, 25 tahun, mengalami kecelakaan motor, em...."
" ABCDE!" potong dokter Bella
" em.... Airway, Breating dan Circulation clear, em.... masalahnya di D dok, Disabelity dari GCS eye 3 verbal 4 motorik 6, Exposure clear." laporku, AC kamar ini terasa kurang dingin sekarang.
Matanya melirikku lagi. " secondary survey?"
" vulnus laseratum di frontal dan multipel ekskoriasis di wajah dan ektermitas."
" GCS berapa tadi?"
"13 dok"
"Diagnosis?"
"cedera kepala sedang dok....?"
" Sudah Oksigenasi?"
" em maksudanya dok?"
"Sudah diberi oksigen?"
" sudah dok."
"apa tujuannya?"
"emmmmm.....maksudnya dok?"
"apa tujuan cedera kepala diberi oksigen?" nadanya agak naik kali ini dokter Bella berbalik menghadapku.
"em....untuk...."
" Cari tahu. lapor ke gue besok." potongnya, tidak menungguku mencoba menjawab.
"iya dok."
"saya kesana sebentar lagi." nadanya tenang kembali. ini perintah untuk ku kembali ke ruang resus.
" Eh.....!" cegahnya. " Siapa nama lu dik?"
" em... Elmo dok."
Tok...... Tok...... Tok...
"Permisi dok." sambil mengetuk pintu kamar dokter jaga. Tidak ada jawaban. Kulakukan sekali lagi. Namun tetap tidak adarespon. Aku tarik nafas sedalam mungkin satu kali. Mengumpulkan nyali untuk membuka pintu.
Lampu kamar dimatikan, sehingga hanya cahaya dari luar kamar yang remang-ramang membantuku mencari dokter Bella, asisten bedah malam ini. Ku keluarkan hapeku untuk membantuku mencari dokter Bella diantara asisten-asisten lain yang sedang tidur denganmenyembunyikan tubuh mereka di dalam selimut.
Kulirik jam di hapeku 02:17, aku arahkan ke beberapa orang yang tertidur disana. Tidak mudah mencari, karena hampir semuanya menutupi kepala mereka juga. AC sangat dingin dalam kamar jaga ini. Pasti nyaman sekali menyembunyikan tubuh di dalam selimut tebal salah satu dari mereka.
HUAHHHHH! aku menguap.
Ku perhatikan barang-barang yang tergeletakdisamping kepala-kepala tertutup selimut itu. Aku mengenali hape dokter Bella yang diletakkan di samping kepalanya. Semakin kuamati semakin yakin bahwa ini memang dokter yang kucari.
"dok." bisik ku sambil sedikit mengguncang tubuh orang yang kumaksud.
"Eeehhhh...!" orang yang kumaksud membukamukanya, dan melihatku dengan malas. Dokter Bella. Dokter Bella berganti posisi dan membelakangiku sambil menarik selimutnyamelintasi kepalanya. aku diam saja sejenak.
"Keenaapaa....?" tanya sosok itu dari balik selimut. Aku tidak mendengar sepenuhnya apa yang dia katakan. Aku hanya menebak bahwa ia mau aku mengatakan apa tujuanku membangunkanku.
"em... ada pasien... diem... resus..... dok." jawabku mulai gugup. Kutarik nafas dalam.
"HAH!?" dokter Bella berseru kaget, dia membuat gerakan tiba-tida menghadapkan mukanya ke arahku dan membuka selimut yang menutupi wajahnya.
Sesaat mata kami saling pandang. Aku melihatkedua mata merahnya yang terbelalak, ekspresi wajahnya yang kaget seolah-olang aku baru menyampaikan sebuah kabar kematian salah satu kerabatnya. Aku tidak tahu apa yang dilihatnya dariku.
" Kenapa baru bilang de!" lanjutnya gusar. Diasegera bangkit dan menuju cermin. Dia berusaha merapihkan rambut panjangnya yang ikal. Aku diam mematung dibelakangnya, menunggu perintah.
Dari cermin dia melirikku. Sesaat dia seperti menyadari sesuatu.
"laporkan!"perintahnya.
"Pasien seorang pria, 25 tahun, mengalami kecelakaan motor, em...."
" ABCDE!" potong dokter Bella
" em.... Airway, Breating dan Circulation clear, em.... masalahnya di D dok, Disabelity dari GCS eye 3 verbal 4 motorik 6, Exposure clear." laporku, AC kamar ini terasa kurang dingin sekarang.
Matanya melirikku lagi. " secondary survey?"
" vulnus laseratum di frontal dan multipel ekskoriasis di wajah dan ektermitas."
" GCS berapa tadi?"
"13 dok"
"Diagnosis?"
"cedera kepala sedang dok....?"
" Sudah Oksigenasi?"
" em maksudanya dok?"
"Sudah diberi oksigen?"
" sudah dok."
"apa tujuannya?"
"emmmmm.....maksudnya dok?"
"apa tujuan cedera kepala diberi oksigen?" nadanya agak naik kali ini dokter Bella berbalik menghadapku.
"em....untuk...."
" Cari tahu. lapor ke gue besok." potongnya, tidak menungguku mencoba menjawab.
"iya dok."
"saya kesana sebentar lagi." nadanya tenang kembali. ini perintah untuk ku kembali ke ruang resus.
" Eh.....!" cegahnya. " Siapa nama lu dik?"
" em... Elmo dok."
0 komentar: